Jokowi dan Prabowo Berpeluang Besar Jadi Presiden

Dua tokoh politik Joko Widodo dan Prabowo Subianto dinilai memiliki peluang besar untuk memenangkan pemilu

Editor: soni
Dua tokoh politik Joko Widodo dan Prabowo Subianto dinilai memiliki peluang besar untuk memenangkan pemilu presiden tahun 2014 mendatang.

Apalagi hasil beberapa survei yang dilakukan terutama hasil mutakhir 2013 menunjukkan bahwa Jokowi dan Prabowo masih berada di rangking teratas dan menjadi favorit sebagai capres 2014.

"Jokowi dan Prabowo adalah dua kandidat yang paling besar peluangnya untuk memenangkan pemilu presiden 2014," kata Board of Advisor CSIS,Jeffrie Geovanie dalam pernyataannya, Senin(11/3/2013).

Sementara untuk pendamping masing-masing kata Jeffrie ada beberapa nama yang dinilai layak, sebut saja Chairul Tanjung, Dahlan Iskan, Gita Wirjawan, Hary Tanoesoedibjo, Mahfud MD dan Puan Maharani.

"Dapat dipastikan mereka-mereka akan bersaing ketat untuk menjadi pilihan cawapres bagi Jokowi dan Prabowo," ujarnya.

Peneliti Maarif Institute, Endang Tirtana mengatakan ada beberapa alasan kuat masyarakat terkait dengan pilihan presiden 2014 dan munculnya nama-nama tersebut menjadi favorit. Bisa jadi ditengah banyak kemelut korupsi yang melanda negeri ini, masyarakat butuh pemimpin alternatif yang tegas dan bersih dari jejak korupsi.

Hal ini ditunjukkan misalnya saja masyarakat secara garis besar sudah tidak lagi mempersoalkan kesalahan-kesalahan pelanggaran HAM yang menyangkut Prabowo.

"Masyarakat juga sudah tidak terlalu mengelu-elukan pemimpin yang kharismatik dan pintar berteori misalnya terlihat dari pilihan masyarakat pada Jokowi," kata Endang.

Endang menjelaskan bahwa kini masyarakat butuh pemimpin yang apa adanya, jujur, bertindak cepat dan tegas serta berpihak pada rakyat yang sosoknya ada pada Jokowi. Kedua sosok ini merupakan sosok yang kreatif dalam memasarkan program-program mereka dengan target yang jelas dan konsisten.
Kekompakan keduanya dalam Pilgub DKI menghasilkan popularitas keduanya di mata masyarakat.

Akan tetapi lanjut Endang pilihan sementara masyarakat ini tentunya tergantung dari kebijakan partai yang mengusung calon. Bisa jadi sang tokoh menjadi idola masyarakat secara umum, akan tetapi ada kebijakan strategis partai yang tidak bisa bersinergi sehingga memunculkan nama lain.

"Partai dalam hal ini harus  bisa mengolah sinyal-sinyal kebutuhan masyarakat (kualitas popularitas calon) dan juga kualitas kapabilitas calon jika ingin memenangkan pemilihan," ujar Endang Tirtana.

Yang agak mengejutkan menurut Endang adalah, keberanian Harry Tanoe terjun langsung ke politik menjadi cacatan tersendiri dalam politik Indonesia. Dengan sumber daya yang kuat, umur yang masih muda dan produktif, serta modal politik yang sudah mulai kuat, akan membuat Hary Tanoe sangat diperhitungkan pada pemilu 2014.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved