Kerajinan Perak Kotagede, Perpaduan Unik Ukiran Jawa dan Hindu
Kerajinan perak ini merupakan sebuah asimilasi budaya yang baik.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, YOGYAKARTA - Yogyakarta menawarkan beragam buah tangan bagi para wisatawan, mulai dari batik hingga makanan-makanan khas Yogyakarta seperti bakpia. Kerajinan perak di Kotagede juga bisa dijadikan alternatif oleh-oleh usai berlibur di Kota Pelajar ini. Meskipun di beberapa daerah Indonesia juga memiliki industri kerajinan perak, namun perak Kotagede memiiki keunikan dan daya tarik tersendiri.
“Kotagede memiliki ciri khas tersendiri di seni ukirnya, Kotagede memiliki tingkat ketelitian dan keindahan tersendiri,” ujar pemilik Priyo Salim Silver Jewelry, Priyo Salim, Sabtu (9/5/2015).
Priyo menjelaskan kerajinan perak yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda ini memang memadukan ukiran budaya Jawa juga ukiran khas masyarakat Hindu, khususnya desain ukiran Candi Prambanan. Menurut dia, kerajinan perak ini merupakan sebuah asimilasi budaya yang baik. Tak heran bila dulu Kotagede menjadi pemasok utama kerajinan perak untuk pemerintah.
“Dulu kami sering menerima pesanan dari istana, tea set dan perabot lain,” ujar Priyo.
Namun, krisis moneter yang menimpa Indonesia di tahun 1998 memaksa industri kerajinan ini terpaksa kehilangan pelanggan setianya. Harga perak mentah yang awalnya Rp 400.000 per kilogram diakui Priyo melonjak tajam hingga Rp 3.000.000. Kondisi itulah yang memaksa Priyo akhirnya memutar otak demi kelangsungan industri kerajinan perak ini.
“Kalau nunggu pesanan besar itu lama, makanya sekarang mulai masuk ke perhiasan,” tambahnya.
Kini toko perak milik Priyo menawarkan beragam perhiasan serta aksesoris cantik, seperti gelang, bros, anting, dan juga cincin yang bisa dibeli pengunjung untuk oleh-oleh. Aksesoris tersebut dijual dengan harga berkisar mulai Rp 75.000 hingga Rp 1.000.000.
Tak hanya itu, demam batu akik kini turut menolong keberlangsungan industri ini. Banyak para pemilik batu akik memesan ikat cincin kepada Priyo dengan harga berkisar antara Rp 400.000 sampai Rp 700.000. “Banyak sekali yang pesan, sampai nunggu 2 bulan saking banyaknya,” tambah Priyo sembari tertawa.