Ibu Muda Ini Minta Maaf Gara-gara Status Facebooknya Bikin Penjual Bakso Nyaris Bangkrut
"Kami minta maaf. Kami yang salah. Ini sebagai pembelajaran bagi keluarga saya," katanya.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID,SINGKAWANG - Rini, pemilik akun facebook Rhinie Pandi, bersilaturahmi ke rumah pemilik bakso Si Jantung Hati, Suparno, Jumat (20/11) sore.
Rini yang datang bersama anak dan suaminya, Pandi, bermaksud menyampaikan permohonan maaf atas postingannya yang mengatakan ada kandungan babi dalam bakso Si Jantung Hati.
Bagi umat Islam, daging babi haram untuk dikonsumsi.
"Saya juga dapat informasi dari orang. Langsung saya ketik di wall. Sebagai orang yang sering makan bakso di Si Jantung Hati, saya emosi juga kesal kenapa bisa begitu (ada kandungan babi). Apalagi saya lagi hamil," katanya.
Rini mengakui tak menyaring lagi informasi yang dia dapat. Namun postingannya itu kemudian dihapus."Satu hari langsung saya hapus. Kemudian saya klarifikasi juga. Mungkin ada yang bagikan lagi," katanya.
Pandi, suami Rini mengakui jika yang dibuat istrinya salah. Dirinya juga sempat marah saat tahu istrinya memposting kabar tersebut.
"Sebagai kepala keluarga, saya mengakui kami salah. Saat tahu istri memposting itu saya juga marah besar. Begitu tahu langsung saya suruh hapus," katanya.
Pandi mengatakan, setelah tersebarnya postingan yang dibuat Rini, dirinya tidak tenang bekerja. "Kami minta maaf. Kami yang salah. Ini sebagai pembelajaran bagi keluarga saya," katanya.
Sekitar akhir Oktober lalu, Rhinie Pandi menulis di wall akun facebooknya bahwa bakso Si Jantung Hati memakai daging babi. Rhinie juga mencantumkan pernyataan bahwa sudah ada pemeriksaan oleh Balai POM.
"Hayoo sp yg pernah makan bakso sijantung hati, udh diperiksa badan pom ternyata dagingny memakai babi. Skrg bakso solo jg diperiksa, klo memakai babi jga ya Allah ampuni hamba krn udh makan2 yg haram. Usah nak makan bakso agex lah mun giye, mending masak dirumah aman," tulisnya waktu itu.
Pemilik bakso Si Jantung Hati, Suparno mengatakan, akibat postingan itu omzet baksonya turun drastis. Dia nyaris bangkrut. Dari biasanya yang mencapai Rp 5 juta sehari menjadi Rp 1,5 juta. (tribunpontianak)