Jadi Penasihat Slank, Peran Ayah Bimbim yang Tak Diketahui Publik
Lagu-lagu yang mencuat kala itu, antara lain Hei Bung dan Birokrasi Kompleks dari album Generasi Biru (1994), yang merupakan karya band tersebut.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Banyak lagu band Slank yang mengkritik pemerintahan Orde Baru.
Hal itu dibahas ketika Slank menjadi bintang tamu dalam program acara Rosi, yang dipandu Pemimpin Redaksi Kompas TV, Rosiana Silalahi, Kamis (1/6/2017).
Lagu-lagu yang mencuat kala itu, antara lain Hei Bung dan Birokrasi Kompleks dari album Generasi Biru (1994), yang merupakan karya band tersebut.
Rosi yang penasaran akan hal itu, lantas meminta jawaban Slank terkait keberanian mereka mencipta lagu, yang bikin gerah penguasa Orde Baru.
Penabuh drum sekaligus pentolan Slank, Bimbim mengungkapkan alasan band yang berdiri sejak 1983 itu, berani membuat lagu-lagu bernapas kritik.
"Ada pepatah begini. Di era zaman Orde Baru, seniman justru lebih kreatif. Karena, kami membalut lirik dan lagu itu dengan kamuflase, dengan bahasa yang lebih puitis, bahasa yang disamarin. Jadi ya, kami waktu itu muda banget. Jadi, kami bicara apa yang kami rasain," kata Bimbim.
Sedangkan, Kaka berujar, ada sosok lain yang berkontribusi terhadap karya-karya Slank, meski selama ini tidak terlihat publik.
"Dulu kami kayak punya penasihat. Tapi, secara tidak resmi. Papanya Bimbim (Sidharta M Soemarno). Jadi kalau ada setiap lirik yang rada-rada...," kata Kaka.
"Kami punya self sensor sendiri sebelum album keluar," sambung Bimbim.
Berbagai album yang dirilis Slank selama 33 tahun berkiprah di industri musik, memang tidak lepas dari nuansa kritik membangun, selain tema percintaan secara general.
Bahkan, album ke-22 yang bertajuk Palalopeyank pun, lekat akan nuansa yang sama, kendati lebih ditujukan kepada masyarakat yang termakan berita-berita hoax di zaman media sosial.
(Tri Susanto Setiawan)