Tega ! Ibu Ini Tenggelamkan Empat Bayi dalam Ember Berisi Beton dan Simpan Jasad selama Dua Dekade
Dari dalam lemari, polisi menemukan empat ember berisi beton dan tulang belulang yang nampak seperti tubuh bayi.
Penulis: Salma Fenty Irlanda | Editor: Salma Fenty Irlanda
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID-- Seorang wanita asal Jepang akhirnya menyerahkan diri pada polisi setelah menenggelamkan empat bayi ke dalam sebuah ember berisi beton.
Mayumi Saito akhirnya mengakui perbuatan keji itu pada polisi setelah dua dekade berlalu.
"Saito ditangkap atas tuduhan meninggalkan mayat sehari setelah dirinya pergi menemui polisi di kantor polisi Osaka untuk mengakui perbuatan yang telah ia lakukan," ujar seorang pejabat polisi seperti dikutip dari Metro, Kamis (23/11/2017).
Baca: Menuai Kontroversi, Dokter Asal Italia Ini Akan Lakukan Transplantasi Kepala Manusia Desember 2017
Dari dalam lemari, polisi menemukan empat ember berisi beton dan tulang belulang yang nampak seperti tubuh bayi.
"Tulang belulang manusia ditemukan dalam sebuah ember di dalam lemari rumahnya," lanjutnya.
"Ia telah melakukan perbuatan itu sejak 1992 sampai 1997 karena terlalu miskin untuk membesarkan mereka, tapi hidupnya hanya dipenuhi oleh rasa bersalah," imbuh pejabat polisi yang tak disebutkan namanya tersebut.
Polisi masih mencoba menyelidiki untuk menentukan apakah dia membunuh bayi tersebut atau mereka baru saja lahir saat ditenggelamkan.
Baca: Debat Dana Operasional di Medsos, Ditanyai Transparansi, Begini Jawaban Beda Pendukung Anies
Wanita 53 tahun tersebut sehari-hari melakoni pekerjaan paruh waktu.
Namun, rincian pekerjaan yang ia lakukan tidak jelas.
Asal-usul keluarga Saito pun tak tersedia.
Sehingga, Saito tak memiliki seseorang untuk diajak berbicara atau pun berkeluh kesah.
Atas perbuatannya ini, Saito akan menjalani tuntutan pidana yang akan ditambahkan seiring penyelidikan berlangsung.
Meskipun Jepang dikenal sebagai negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia, dan memiliki reputasi sebagai negara maju, tapi kemiskinan tetap menjadi masalah, terutama bagi wanita.
Baca: Zulfarhan, Kisah Sedih Calon Perwira yang Tewas Disiksa Teman-temannya
Dukungan sosial seperti penitipan anak yang terjangkau, akhirnya membuat wanita terpaksa bekerja sambil mengasuh anak.
Ditambah minimnya konseling dan bantuan lainnya untuk mengatasi tugas pengasuhan sehingga menyebabkan tekanan mental pada sang ibu. (TRIBUNNEWS.COM/Salma Fenty Irlanda)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/wanita-jepang_20171123_083850.jpg)