(VIDEO) Woods Stairs, Tempat Nongkrong Jaman Now, Terkesan Mewah Tapi Ramah di Kantong
(VIDEO) Woods Stairs, Tempat Nongkrong Jaman Now, Terkesan Mewah Tapi Ramah di Kantong
Penulis: dennish prasetya | Editor: soni
Laporan Reporter Tribun Lampung Dennish Prasetya
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Saat ini, kafe menjadi salah satu tempat favorit anak muda menghabiskan waktu luang. Meski sekadar nongkrong atau berswafoto, lokasi yang terlihat artistik tentu menjadi buruan.
Baca: Jadilah Pribadi yang Bijaksana dengan 5 Cara Ini
Sekelompok remaja tampak asyik menikmati momentum pertemuan mereka. Suasana ruangan kafe yang nyaman nan artistik makin membuat mereka larut menikmati suasana. Mulai pengaturan pajangan dinding yang unik hingga berbagai interior yang enak dipandang mata.
Ya, suasana itulah yang tersaji di sebuah kafe di kawasan Jl. Urip Sumoharjo, Wayhalim Permai, Bandar Lampung. Rasanya tak salah memilih kafe satu ini.
Kafe Woods Stairs yang dibangun di atas tanah seluas 1.000 meter persegi ini dikelilingi ornamen kayu yang terbentuk alami karena alam. Saat masuk, terlihat sebuah lukisan wajah Mahatma Ghandi lengkap dengan quote-nya berbunyi ’’Where there is love there is life”.
Baca: Baru Jadian 3 Hari Sudah Minta Ceweknya Buka BH, Begitu Dikasih Malah Lemas
Di sampingnya berderet lukisan wajah pebasket dunia Michael Jordan, legenda Jhon Lenon, vokalis Bon Jovi yang terkenal, hingga si cantik Marilyn Monroe. Di atas masing-masing lukisan tergantung akar-akar kayu berwarna hitam.
Tidak hanya akar-akar kayu saja yang menghiasi seisi ruangan tersebut. Jika masuk ke sebelah kiri dari pintu masuk, pengunjung bisa menemukan beragam jenis fosil kayu yang membatu karena proses alam. Ukurannya dari kecil, sedang, hingga besar dengan berbagai warna.
Wood Stairs sendiri telah dipersiapkan oleh Ali Kukuh sang owner, sejak setahun lalu. Menurut Wisnu, nama Wood Stairs sendiri memiliki makna khusus. ’’Kita ambil kata wood, atau yang berarti kayu karena menurut kita kayu itu salah satu media yang multifungsi,” katanya.
Kayu sendiri, sambung dia, bisa menjadi barang seni apa pun ketika diolah. ’’Contohnya, fosil kayu. Fosil kayu itu sudah tertimbun di dalam sungai beratus-ratus tahun saja, bisa menjadi barang seni karena bentuknya yang terbentuk secara alami,” katanya.
Sementara stairs artinya tangga, memiliki filosi bisnis yang dijalani mulai dari bawah dan naik ke atas. ’’Jadi kita berharap hal yang baik untuk bisnis ini,” katanya lagi.
Meski terlihat mewah dari luar, kafe yang satu ini dijamin ramah di kantong. Dengan mematok harga antaran Rp15 ribu – Rp60 ribu untuk middle class, dan Rp300 ribu untun high class. ’’Jadi jangan hawatir makanannya mahal, karena kami ingin semua kalangan bisa menikmati nongkrong di sini,” katanya.
Dibuka mulai pukul 10.30 – 22.00 WIB pada weekdays, dan 10.30 – 00.00 WIB saat weekend, Wood Stairs juga memiliki banyak ruang bersantai. Seperti ruang dengan konsep keluarga yang berada di tengah ruangan, kemudian coffe house di bagian kiri dan atas ruangan. Hingga privat bar yang berada di bagian kanan ruangan.
’’Jadi semua kalangan bisa masuk, mulai dari keluarga, anak sekolah, dan lain-lain. Untuk privat bar, kita berikan aturan hanya usia tertentu yang boleh masuk,” katanya.
--