Pilgub Lampung, Petugas Coklit Data Pemilih Temukan Nama-nama Unik di Tanggamus

KPU Tanggamus menggelar apel dan pelepasan PPDP yang akan bertugas dalam Pilkada 2018.

Penulis: Tri Yulianto | Editor: Yoso Muliawan
Tribun Lampung/Tri Yulianto
Pencocokan dan penelitian data pemilih Pilgub Lampung, di Tanggamus. 

LAPORAN REPORTER TRIBUN LAMPUNG TRI YULIANTO

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TANGGAMUS - KPU Tanggamus menggelar apel dan pelepasan PPDP yang akan bertugas dalam Pilkada 2018.

Anggota KPU Tanggamus Angga Lazuardi mengungkapkan, total personel PPDP mencapai 1.581 orang. Mereka tersebar di seluruh kecamatan.

"PPDP akan melakukan coklit data warga yang punya hak pilih. Mengecek juga kepemilikan e-KTP atau surat keterangan domisili dari dinas kependudukan dan catatan sipil," ujarnya, Minggu (21/1).

Dalam proses coklit, PPDP akan memasukkan data warga yang belum terdaftar sebagai pemilih dalam form model AA-KWK. Form ini khusus untuk data pemilih baru.

KPU Tanggamus melibatkan aparat pekon dan kelurahan sebagai PPDP. Anggota KPU Hayesta F Imanda beralasan, hal itu karena aparat pekon/kelurahan-lah yang mengenal dan mengetahui warganya.

"Perlu orang yang mengetahui kondisi riil masyarakat untuk menyinkronkan dengan DP4 (daftar penduduk potensial pemilih pemilu). Dari segi kedudukan, mereka harus netral, karena merupakan kepanjangan tangan aparat pemerintah. Berbeda dengan kader partai atau simpatisan balon," jelasnya.

Dalam proses coklit, PPDP menemukan nama calon pemilih yang orangnya ternyata sudah meninggal dunia.

"Dari coklit, saya dapati empat warga yang sudah meninggal. Langsung saya coret," kata Bambang Supratikno, PPDP di RT 1, RW 1, Pekon Terbaya, Kecamatan Kota Agung.

Selain itu, PPDP juga mendapati nama-nama warga yang unik. Contohnya Oot, Enoh, dan Enjok.

"Nama-nama itu, menurut saya, unik. Tidak seperti nama-nama warga lain," ujar Bambang.

Oot adalah perempuan berusia 55 tahun. "Dulu ceritanya, orangtua saya lama tidak punya anak. Akhirnya punya anak. Mereka kasih nama Oot, maksudnya pasrah menerima," tutur Oot.

Oot tidak mempersoalkan nama yang ia sandang. Sampai sekarang, ia tidak merasa minder atau kecewa memiliki nama yang tak biasa seperti nama orang lain.

"Biasa saja. Teman-teman saya, dari kecil sampai sekarang, panggil nama saya Ibu Oot," katanya.

Senada, Enjok merasa tidak risau dengan namanya yang aneh.

"Biasa saja, tidak ada rasa apa-apa. Pokoknya dapat nama itu, ya sudah terima saja," tutur pria yang masih bugar meskipun berusia lanjut ini.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved