Ayah Bunda, Yuk Giat Stimulasi Kecerdasan Anak Diusia Emasnya
Semakin banyak informasi bermanfaat diserap, semakin cerdaslah anak. Lingkungan terdekat anak paling cepat menyerap informasi adalah orangtua.
Penulis: Ferika Okwa Romanto | Editor: martin tobing
Laporan Wartawan Tribun Lampung Ferika Okwa Romanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Usia balita kerap disebut the golden age (masa emas).
Alasannya, diusia tersebut otak anak sedang berkembang pesat karena dapat menyerap banyak informasi dari lingkungannya secara cepat.
Semakin banyak informasi bermanfaat diserap, semakin cerdaslah anak. Lingkungan terdekat anak paling cepat menyerap informasi adalah orangtua.
Untuk itu, ayah dan bunda memiliki peranan sangat penting mengarahkan perkembangan kecerdasan otak anak melalui stimulasi.
Dokter Spesialis Anak RS Graha Husada Bandar Lampung dr Amran Sp.A mengatakan, stimulasi dilakukan sejak anak itu dilahirkan atau bayi.
Anak distimulasi kemampuan motorik dan kognitifnya.

"Contohnya, seperti orang Islam meng-azankan anaknya ketika baru lahir merupakan bagian dari proses stimulasi itu. Untuk merangsang motorik anak sejak bayi, misalnya sang ibu memijat tangan dan kaki bayi dan mengajarkan gerakan ringan," terangnya.
Sedangkan rangsangan kognitif imbuh dr Amran, berhubungan dengan pendengaran, penglihatan, dan komunikasi orang tua terhadap buah hatinya sedari bayi.
Untuk itu, diimbau orang tua harus rajin dan total melakukan beragam proses stimulasi motorik dan kognitif.
"Kalau malas, tidak baik buat anak itu sendiri. Selain kecerdasannya lambat berkembang, kemampuan komunikasi dan perkembangan geraknya pun relatif lambat.
Lebih lanjut disampaikan dr Amran, ada tiga pokok kebutuhan anak selama proses stimulasi kecerdasan yakni, learning, training, dan playing.

"Bermain adalah salah satu kebutuhan anak. Tapi, tetap harus diawasi, dikontrol, dan diedukasi bijak," katanya.
Selain itu, biarkan anak bereksplorasi. Si Kecil sedang senang-senangnya beraktivitas, segala macam benda mau diraihnya dan semua sudut ingin dijelajahinya.
Hal ini disebabkan dorongan rasa ingin tahu dan ingin mencoba segala sesuatu pada dirinya begitu besar.
Untuk itu, orangtua sebaiknya membiarkan anak bereksplorasi dan membuat tempat yang aman untuk bereksplorasi. (*)