Di Balik Penemuan Racun Serangga dan Silet di Kasus Kematian Mantan Wakapolda Sumatera Utara
Di Balik Penemuan Racun Serangga dan Silet di Kasus Kematian Mantan Wakapolda Sumatera Utara
Penulis: wakos reza gautama | Editor: wakos reza gautama
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Penyelidikan terus dilakukan oleh pihak kepolisian guna mengungkap misteri kematian mantan Wakapolda Sumatera Utara, Kombes (Purn) Agus Samad.
Dirinya ditemukan tak bernyawa dengan luka sayat di kedua tangan.
Baca: Begini Cara Ngeles Nagita Slavina Saat Ditanya Kabar Pernikahan Ibunda dengan Pria Kaya
Polisi sudah mengetahui penyebab kematian korban setelah mendapatkan hasil autopsi dari dokter forensik.
Pada hari Sabtu (24/2/2018) kemarin, polisi menemukan racun serangga di sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Atas temuan ini, ada dugaan korban meninggal karena bunuh diri dengan menenggak racun.
Namun, dugaan itu terbantahkan setelah hasil autopsi muncul.

Pasalnya, kematian Agus Samad tidak disebabkan oleh racun serangga.
Pihak berwajib menduga racun serangga tersebut hanyalah kamuflase sehingga terkesan mantan Irwasda Polda Jatim tersebut bunuh diri.
Begitu juga dengan silet yang ditemukan di dekat korban.
Baca: Gara-gara Bertemu Pengurus Partai, Jokowi Dilaporkan ke Ombudsman
Baca: Pria Ini Terus Menangis Saat Peragakan Adegan Menghabisi Nyawa Selingkuhannya
Hal itu diungkapkan langsung oleh Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Frans Barung Mangera.
Menurut Frans, hasil autopsi mengatakan bahwa racun tidak masuk sampai ke lambung.
Melainkan hanya berhenti di tenggorokan saja.
Tribunstyle melansir dari Surya.co.id, "Tidak sampai masuk ke lambung. Yang menyebabkan kematian korban adalah tulang rusuknya patah lalu menusuk jantung," tutur Kombes Frans Barung, Sabtu (3/3/2018).
Mewakili Polda Jatim dan Polresta Malang, Frans mengaku akan terus bekerja keras untuk menguak misteri kematian mantan Wakapolda Sumut itu.
Terutama dalam mencari bukti dan keterangan saksi yang ada.
"Tugas kepolisian adalah mencari apa penyebab patahnya tulang rusuk sebelah kiri korban," tutur mantan Kabid Humas Polda Sulsel.
Saat ini, penyidik masih menyelidiki apakah Agus Samad tewas karena dibunuh atau bunuh diri.
Saat ditemukan, kedua mata kaki korban dalam kondisi terikat dari lantai dasar hingga balkon lantai 3.
Sementara wajahnya tidak mengalami luka.
Hanya saja, 6 tulang rusuk sebelah kiri Agus patah.
Baca: Waspada Banjir, Ini Faktor Penyebab Pendangkalan Sungai
Polisi menduga korban tidak jatuh dari lantai 3.
"Itu yang menjadi bahasan penyidik. Apakah korban dibunuh atau bunuh diri. Yang jelas penyidik terus mendalami," ungkapnya.
Kini, penyidik sedang memeriksa keluarga korban, mulai dari istri hingga anaknya.
"Tetangga juga sudah diperiksa. Satpam yang menobrak pintu juga audab diambil keterangnnya," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Samad ditemukan meninggal di taman bagian belaknag rumahnya, Perum Bukit Dieng Blik MB 9, Kelurahan Pisangcandi, Kecamatan Sukun, Kota Malang pada hari Sabtu (24/2/2018) pagi.
Di ruang makan rumah korban, terdapat bercak darah.
Ditemukan silet berlumuran darah dengan sidik jari korban di lokasi yang sama.
Agus Samad sendiri merupakan purnawirawan perwira menengah Polri.
Baca: Ini Kata-kata yang Diucapkan Chicco Jerikho Saat Nikahi Putri Marino, So Sweet
Terakhir, pria kelahiran Bukit Tinggi, Sumatera Barat ini menyandang pangkat Kombes dengan jabatan Wakapolda Sumut.
Sebelumnya, Samad juga kerap menduduki jabatan Kadit Intel, seperti Kadit Intel Polda Riau, Kadit Intel Polda Makassar, dan Kadit Intel Polda Metro Jaya.
Dia juga sempat menjabat sebagai Kapolres Blitar. (Tribunstyle/ Irsan Yamananda)