Kasus Penganiayaan di RSUAM, Pasien juga Mengaku Dikeroyok Perawat
Dalam laporannya, warga Korpri, Sukarame ini mengaku menjadi korban pemukulan yang dilakukan perawat RSUAM.
Penulis: Romi Rinando | Editor: Daniel Tri Hardanto
Laporan Reporter Tribun Lampung Romi Rinando
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Kasus pengeroyokan terhadap perawat Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM) berbuntut panjang. Yansori Zaini, salah satu keluarga pasien yang diduga melakukan pengeroyokan, melaporkan kasus ini ke Polresta Bandar Lampung, Rabu, 28 Maret 2018.
Dalam laporannya, warga Korpri, Sukarame ini mengaku menjadi korban pemukulan yang dilakukan perawat RSUAM.
Yansori menceritakan kronologi peristiwa tersebut. Selasa, 27 Maret 2018 pukul 12.00 WIB, ia mengantar Hayati, istrinya, berobat di IGD RSUAM. Saat itu pasien ditanya surat rujukan oleh perawat yang menjaga di kasir IGD.
Pasien mengatakan tidak ada rujukan. Namun, si perawat ngotot meminta pasien mendapatkan rujukan dari pukesmas.
Baca: Tak Terima Ditegur, Keluarga Pasien Keroyok Perawat RSUAM
Yansori menjelaskan, kedatangannya ke RSUAM untuk mengobati istrinya. Ia sudah memohon agar istrinya ditangani.
Namun, perawat itu malah mengabaikannya. Karena kecewa, Yansori membentak si perawat. Namun, perawat itu ganti membentak.
Akibatnya, sambung dia, terjadilah keributan. Saat itu semua perawat mengeroyoknya. Bahkan, bajunya ditarik dan dicengkeram oleh perawat.
Melihat ayahnya dikeroyok, anak Yansori bernama Peprima (16) datang untuk melerai. “Anak saya yang wanita sempat kena pukulan karena melerai saya. Bahkan, sekarang dia lagi divisum di Rumah Sakit Bumi Waras. Sedangkan istri berobat ke Rumah Sakit Advent,” kata Yansori kepada awak media Mapolresta Bandar Lampung.
Baca: Soal Perawat Dianiaya, RSUAM: Proses Secara Hukum
Yansori menyesalkan sikap para perawat RSUAM yang dinilainya tidak sopan dalam melayani pasien. “Tidak perlu mereka mengusir kami. Memangnya rumah sakit itu dibangun buat siapa kalau bukan untuk masyarakat,” kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Ferry, perawat di IGD RSUAM, harus mendapatkan perawatan setelah dianiaya oleh empat anggota keluarga pasien, Selasa.
Insiden itu diduga disebabkan keluarga pasien marah-marah saat ditegur oleh perawat. "Dari awal mereka datang sudah marah-marah. Mereka bawa pasien ke IGD lama. Padahal, gedung itu masih renovasi. Tapi, keluarga pasien langsung marah," ujar Kepala Ruang IGD RSUAM Kriston Riyadi kepada awak media.
Ia menceritakan, insiden bermula saat keluarga korban mendaftarkan pasien. Kemudian dilakukan pengecekan awal, seperti tensi darah. Namun, saat itu suami pasien marah-marah. Saat ditegur oleh Ferry, mereka malah mengeroyoknya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/ilustrasi-aniaya-anak-majikan_20170504_101807.jpg)