Mahasiswi Cantik Buka Baju di Depan Dosen Usai Diperlakukan Begini
Profesor mulai memberi tahu saya di depan kelas, bahwa saya mengundang tatapan laki-laki
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Seorang mahasiswa senior di Cornell University, New York melucuti pakaiannya selama presentasi tesis dalam upaya untuk melawan 'penilaian yang menindas'.
Peristiwa ini terjadi setelah dosen atau profesornya diduga mengkritik ukuran celana pendek yang dipakai mahasiswanya tersebut.
Saat itu juga, wanita bernama Letitia Chai melepas pakaian dan celana pendeknya di depan profesor dan teman-temannya pada hari Sabtu selama presentasi skripsinya.
Chai mengklaim bahwa ia melakukan tindakan itu sebagai protes terhadap komentar Profesor Rebekah Maggor yang mengomentari celana pendeknya karena dinilai terlalu minim.
Ia kemudian menulis unggahan di Facebook untuk menjelaskan kronologi kejadiannya:
"Hal pertama yang dikatakan profesor itu kepada saya adalah: Apakah kamu serius memakai celana itu? Celanamu terlalu pendek."
"Profesor mulai memberi tahu saya, di depan seluruh kelas saya, bahwa saya mengundang tatapan laki-laki, membuat mereka tidak fokus dengan isi presentasi saya."
Baca: Usia Bunuh 5 Polisi di Rutan Mako Brimob, Ekspresi Senyum dari Napi Terorisme Jadi Pertanyaan Besar!
Baca: Mengejutkan! Raffi Ahmad Tiba-tiba Bicara Pensiun dari Layar Kaca, Sudah Capek Kerja Sejak SMP
"Dia mengatakan bahwa saya membuat pernyataan lewat pakaian saya."
"Saya mengatakan kepadanya bahwa saya yakin tidak akan mengubah pernyataan saya untuk membuatnya atau orang lain merasa lebih nyaman."

Chai memang ingin mempertegas prinsip feminisme dalam hidupnya.
Tak perlu menunggu lama, unggahan Chai tersebut langsung viral.
Untuk memberi klarifikasi, Rebekah Maggor mengatakan kepada The Cornell Daily Sun:
"Saya tidak memberi tahu murid-murid saya apa yang harus dikenakan, juga tidak saya menjelaskan mengenai pakaian yang tepat untuk mereka pakai."
"Saya meminta mereka untuk merenung sendiri dan membuat keputusan sendiri."
Teman-teman Chai mengatakan bahwa komentar Maggor memiliki 'kesalahan dalam mengutarakan' poinnya.
Mereka menyoroti 'pentingnya profesionalisme ketika berbicara di depan umum.'
