Optimalisasi Aset, PTPN VII Gandeng BUMN Rancang 3 Proyek Prestisius
Optimalisasi Aset, PTPN VII Gandeng BUMN Rancang 3 (Tiga) Proyek Prestisius
Penulis: hanif mustafa | Editor: taryono
Laporan Reporter Tribun Lampung Hanif Mustafa
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - PTPN VII menyambut regulasi pemerintah yang membuka peluang BUMN memiliki potensi mengembangkan usaha di luar core business.
PTPN VII berencana menggandeng beberapa BUMN lainnya untuk mengoptimalkan fungsi lahan strategis.
Tiga di antaranya tergolong prestisius, yakni Kawasan Wisata Terpadu Teluk Nipah, dan pengembangan untuk perdagangan, hotel, rumah sakit, dan sport center di kompleks PTPN VII di Kedaton (Bandar Lampung) dan Palembang.
Direktur Utama PTPN VII Muhammad Hanugroho, Senin (27/8), mengatakan, pihaknya menggandeng PT Pembangunan Perumahan (PT PP) dan PT Patra Jasa untuk membangun resort dilahan seluas 820 hektare milik PTPN VII di Desa Bulok, Kalianda demi pengembangan Kawasan Wisata Terpadu Teluk Nipah.
"Ya, kami punya lahan HGU seluas 820 hektare lebih di Pantai Teluk Nipah, Kalianda. Kawasan ini masuk roadmap pemerintah sebagai kawasan ekonomi khusus dengan konsentrasi wisata. Makanya, kami gandeng PT PP yang punya kompetensi konstruksi dan Patra Jasa yang punya spesialisasi bidang hospitality," kata Oho, sapaan akrab M Hanugroho, didampingi Kabag PST PTPN VII Yulianto. .
Hasil analisis studi kelayakan yang dikerjakan konsultan telah diserahkan kepada pihaknya. Dalam presentasinya, kata Oho, konsultan merancang satu resort prestisius dengan fasilitas lengkap.
"Saya sudah baca dan lihat visualnya. Bagus sekali. Ini sangat sesuai dengan statemen Pak Gubernur Lampung kemarin pada acara Festival Krakatau yang ingin Lampung segera menjadi New Bali," kata dia.
Dalam feasibility study, kawasan yang memiliki garis pantai sekitar 5 km (dengan area pantai landai berpasir sekira 2 km) divisualkan menjadi beberapa area khusus dengan barbagai wahana. Terdapat tebing terjal dengan posisi bukit membalkon, ceruk, dan dataran yang saat ini terdapat tanaman karet yang memungkinkan kawasan ini menjadi one stop holiday.
Tropical Area, konsultan yang melakukan kajian memproyeksikan kawasan ini sebagai kompleks wisata multiminat. Terdapat all natural resort, geopark beach, jetty boat, kawasan seni budaya lokal, wahana lintas alam sungai, area out bond, teater terbuka, observatorium, bahkan area terbuka untuk acara pernikahan.
"Lahan kami sangat cukup untuk kawasan wisata terpadu ini. Keragaman kontur, ada pantai dengan ombak dan pasir sangat bagus, tebing menjorok ke laut, area perbukitan, ada sungai kecil, dan ada area datarnya. Kita bisa bikin apa saja, termasuk mini golf," kata dia.
Meskipun hasil kajian sudah ada, Oho menyampaikan konsorsium tiga BUMN ini belum memutuskan langkah.
Salah satu faktor yang harus menjadi pertimbangan dari hasil kajian adalah karena dana yang dibutuhkan untuk proyek ini menyentuh angka Rp1 triliun.
"Ini harus kita bicara lagi dengan direksi masing-masing BUMN," kata dia.
Namun, ia yakin, meskipun tidak segera dieksekusi, proyek ini sangat visibel dan prospektif. Sebab, kata dia, Lampung memiliki keunggulan komparatif dari sisi geografis, keindahan alam, dan daya dukung infrastruktur.