Liliyana Natsir Pensiun, Inilah Momen Terindah dan Paling Menjengkelkan Sepanjang Kariernya
Dalam hati waktu cerita ke teman dan keluarga mata saya berkaca-kaca karena belum bisa move-on dan terima kekalahan itu.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Liliyana Natsir sudah memutuskan gantung raket alias pensiun di dunia bulu tangkis tahun depan. Keputusan Liliyana pensiun diungkapkan saat momen pemberian bonus dari Djarum Foundation atas keberhasilannya memenangi medali perunggu di Asian Games 2018.
Liliyana menyatakan akan mengakhiri perjalanan karier emasnya sebagai pebulutangkis pada Februari atau Maret 2019.
"Perjalanan karier saya sudah cukup. Cepat atau lambat seorang atlet pasti akan memutuskan untuk berhenti," ucap pebulutangkis yang akrab disapa Butet kepada awak media termasuk BolaSport.com.
Baca: Duet Tontowi/Liliyana Diganjar Rp 5 Miliar dan Tunjangan Hari Tua Rp 20 Juta Per Bulan
Malang melintang di dunia bulu tangkis ganda campuran bersama Tontowi Ahmad, adakah momen paling berkesan bagi Liliyana?
Atlet asal Manado yang akrab disapa Butet ini telah menorehkan sederet kesuksesan di pentas bulu tangkis dunia.
Pebulu tangkis ganda campuran Indonesia, Liliyana Natsir, mengungkapkan momen terindah dan paling mengesalkan sepanjang perjalanan kariernya.
Prestasi terbesarnya adalah memenangi medali emas diOlimpiade 2016, Rio de Janeiro, Brasil.
Buat Liliyana kesuksesan tersebut merupakan momen terindah sepanjang perjalanan kariernya.
"Ada beberapa sih, cuma yang paling topnya ya Olimpiade 2016 di Rio. Semua atlet pasti punya cita-cita dan tujuan untuk menjadi juara Olimpiade," kata Liliyana beberapa waktu lalu di Kudus.
"Bisa meraih pencapaian itu buat saya sebagai suatu kebanggaan dan momen terindah dalam prestasi saya," ucapnya.
Tak hanya momen terindah, atlet yang sudah berusia 33 tahun ini juga mengungkapkan momen paling mengesalkan sepanjang perjalanan karier.
"Sebenarnya lebih kesal pada kejuaraan dunia 2015 di Jakarta karena melawan Zhang Nan/Zhao Yunlei di semifinal itu saya menang di gim pertama dan gim kedua saya sudah unggul 20-18 dan bisa kalah," ucap Liliyana.
"Di situ kelihatannya saya bisa menerima dan tegar. Akan tetapi, di dalam hati waktu cerita ke teman dan keluarga mata saya berkaca-kaca karena belum bisa move-on dan terima kekalahan itu," ujarnya.
Selain itu, Liliyana juga mengaku kecewa meski tidak terlalu mendalam dan menyesakkan hati.
Alasannya karena ia merasa di penghujung kariernya masih mendapat kesempatan untuk bermain di Asian Games 2018.
Terlebih sebelumnya ia juga memang sudah berkomitmen untuk tidak meminta apa-apa lagi kepada Tuhan jika bisa memenangi medali emas Olimpiade.