Kumpulan Puisi untuk Peringati Hari Pahlawan 10 November, Ayo Bagikan Via WA
Kumpulan Puisi untuk Peringati Hari Pahlawan 10 November 2018, Ayo Bagikan Via WA
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Sabtu (10/11/2018), seluruh masyarakat Indonesia akan segera memperingati Hari Pahlawan 10 November.
Hari Pahlawan diperingati untuk mengenang jasa pahlawan sekaligus mengenang Pertempuran Surabaya yang terjadi di hari yang sama pada tahun 1945 silam.
Baca: Ramalan Zodiak Sabtu 10 November 2018, Aries Miliki Pengeluaran Tak Terduga, Gemini Jangan Cemas
Dalam memperingatinya, masyarakat Indonesia dapat mengirimkan puisi untuk mengenang jasa pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Dilansir Tribunjogja.com melalui berbaga sumber, berikut deretan puisi untuk memperingati Hari Pahlawan 10 November:
TANAH TUMPAH DARAHKU
Aku tak ingin melihat bangsaku
Kalah tersungungkur oleh waktu
Aktu tak ingin melihat bangsaku
Jatuh tenggelam ke dalam kehancuran
Baca: Tragedi Surabaya Membara, Suara Getir Sahluki Ceritakan Detik-detik Anaknya Terseret Kereta Api
Dengan tekad setinggi langit
Untuk tanah ini aku rela berkorban
Disaat percaya diriku menyusut
Disaat itulah semangatku semakin berkobar
Selama mentari masih menyinari dunia
Aku takkan berhenti sedetik pun
Menyelamatkan melindungi dan mempertahankan
Walaupun hingga aku menyatu dengan tanah negeriku
Bersatulah wahai penerus bangsa
Bulatkan tekadmu dan tegarlah bagai batu karang
Keraskan segala usahamu serta keraskan pula suaramu
Karena setiap usaha yang keras takkan mengkhianati
Harapanku akan selalu mengiringi
Untuk tanah negeri ini setiap hari
Aku tidak ingin lagi
Melihat ibu pertiwi tersiksa hati
PUISI BUAT PAHLAWAN
Demi sang negeri
Kau korbankan jiwamu
Demi sang bangsa
Rela kau pertaruhkan nyawamu
Maut yang menghadang di medan tempur
kau bilang itu hanyalah hiburan
Nampak jelas raut wajahmu
Tak segelintirpun rasa takut
Semangat membara di dalam jiwamu
Taklukkan mereka penjajah negeri
Harimu yang berwarna merah membara
Pembunuhan, pembantaian yang dihiasi bunga api
Mengalirkan sungai darah di hadapanmu
Bahkan saat mata air darah itu
Mengalir dari tubuhmu
Namun tak dapat runtuhkan benteng semangat juangmu
Bambu runcing yang selalu setia menemanimu
Kaki telanjang penuh luka
Pakaian lesuh dengan seribu wangi
Basah badanmu kering badanmu
Kini menghantarkan bangsa ini
Kedalam kemerdekaan yang hakiki