Kopassus Bisa 'Habisi' KKB dalam 5 Menit, Kenapa Tidak Diturunkan di Nduga Papua?

Kopassus Bisa 'Habisi' KKB dalam 5 Menit, Kenapa Tidak Diturunkan di Nduga Papua?

Editor: taryono
Tribun Pontianak
Kopassus 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pembunuhan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga Papua, mendapat banyak sorotan masyarakat.

Selain karena peristiwa yang terbilang kejam tersbut, juga terkait penanganannya.

 "Saya perintahkan tadi pagi ke Panglima dan Kapolri untuk dilihat dulu, karena ini masih simpang siur. Karena diduga itu. Karena sinyal di sana enggak ada. Apa betul kejadian seperti itu," kata Jokowi kepada wartawan di Gedung Bidakara, Jakarta, Selasa (4/12/2018) dikutip dari Kompas.com.

Jokowi mengatakan bahwa Kabupaten Nduga, lokasi kejadian tersebut termasuk dalam zona merah atau berbahaya.

Ia juga menyadari bahwa pembangunan yang dilakukan di Papua memang mengalami kesulitan.

Tak hanya kondisi geografisnya, tetapi juga adanya gangguan dari KKB.

Viral Model Cantik Kenakan Pakaian Seksi Jualan Ikan di Pasar, Lihat Videonya

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memantau langsung proses evakuasi jenazah di Bandara Mozes Kilangan Timika, Jumat (7/12/2018). (Dok. Istimewa)
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memantau langsung proses evakuasi jenazah di Bandara Mozes Kilangan Timika, Jumat (7/12/2018). (Dok. Istimewa) (Dok. Istimewa)

"Kita menyadari pembangunan di tanah Papua itu memang medannya sangat sulit. Dan juga masih dapat gangguan seperti itu," ujarnya.

Meski demikian, Jokowi menegaskan pembangunan di Papua terus berlanjut.

Pembangunan Papua tidak akan terhenti karena kasus ini.

"Pembangunan ditambah di Papua, tetap berlanjut," katanya.

Sementara Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu mengatakan tidak ada negosiasi untuk kasus ini.

"Bagi saya tidak ada negosiasi. Menyerah atau diselesaikan. Itu saja," ujar Ryamizard di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/12/2018)

10 Penyakit yang Kerap Dikaitkan dengan Migrain, Waspadai Stroke hingga Penyakit Jantung

Ia menganggap pelaku pembunuhan tersebut merupakan kelompok pemberontak atau separatis.

"Mereka itu bukan kelompok kriminal tapi pemberontak. Kenapa saya bilang pemberontak? Ya kan mau memisahkan diri, (memisahkan) Papua dari Indonesia. Itu kan memberontak bukan kriminal lagi," tegasnya.

Anggap kasus ini bukan tindakan kriminal, melainkan tindakan pemberontakan atau separatis, Ryamizard katakan pihak yang harus menangani kasus ini ialah TNI, bukan polisi.

Ryamizard mengatakan pihak TNI harus turun tangan dalam menangani persoalan kelompok bersenjata di Papua.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved