Puting Beliung Pringsewu
Balita 1,5 Tahun Selamat Dari Sapuan Puting Beliung di Pringsewu
Kesya Deka Ayunda, balita usia 1,5 tahun warga Pringsewu, selamat dari sapuan angin puting beliung
Penulis: Robertus Didik Budiawan Cahyono | Editor: wakos reza gautama
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU - Kesya Deka Ayunda, balita usia 1,5 tahun warga Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung selamat dari sapuan angin puting beliung, Sabtu (16/2/2019) sekira pukul 18.00 WIB.
Kesya selamat dari sapuan puting beliung di Pringsewu lantaran didekap oleh ibunya, Atika Okta Krisdiansari (20) dan bapaknya, Dede Nur Alpian (24).
Ketika rumah non permanen miliknya roboh, Dede mengaku sudah berusaha keluar dari rumah tersebut.
Saat membuka pintu depan, susah terbuka seperti terdorong angin. Sedangkan sebagian genting rumahnya sudah mulai berterbangan. Air hujan sudah masuk ke dalam rumah.
Mereka pun akhirnya hanya berteriak meminta bantuan. "Tolong, tolong," ujarnya pada sore yang mencekam itu.
Ketiganya tidak berdaya ketika rumah roboh. Dede mengalami luka pada siku kanan dan memar di bahu kiri lantaran berupaya menahan kayu bangunan rumah.
Sementara istrinya, Atika mengalami memar di paha sebelah kiri. Kesya, balita satu setengah tahun itu pun selamat dari tertimpa bangunan.
• Ribuan Warga Lampung Utara Ikuti Jalan Sehat Millenial Road Safety Festival 2019
Ketiganya baru bisa keluar dari reruntuhan setelah orang tuanya Dede, yang tinggal di sebelah rumahnya datang.
Mereka dapat keluar setelah, sebagian kayu yang menghimpit ketiganya terangkat.
Diketahui tidak hanya kediaman Dede, sejumlah rumah lainnya juga terdampak bencana angin puting beliung.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak empat rumah dikabarkan rata dengan tanah akibat tersapu angin puting beliung, Sabtu (16/2/2019) petang sekira pukul 18.00 WIB di Pekon Tambahrejo Barat, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu, Lampung.
Tidak hanya itu, tiga rumah gentingnya habis tertiup angin.
Kepala Polsek Gadingrejo AKP Sarwani mengungkapkan, rumah yang rata dengan tanah terdata milik Dede Nur Alpian, Muhlisin, Sidik dan Rohmadi.
Keempat rumah itu merupakan bangunan non permanen.

Sementara rumah yang gentingnya habis kepunyaan Komarudin, Tasikin dan Agus. Sedangkan di Pekon Tambahrejo, satu rumah rata milik Ponimin.