Korban Penipuan Arisan Online Rp 1 Miliar di Palembang Datangi Rumah Sang Bandar, Begini Kondisinya
Korban Penipuan Arisan Online Rp 1 Miliar di Palembang Datangi Rumah Sang Bandar, Begini Kondisinya
Korban Penipuan Arisan Online Rp 1 Miliar di Palembang Datangi Rumah Sang Bandar, Begini Kondisinya
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Korban arisan online yang berjumlah hingga 62 orang dengan kerugian Rp 1 miliar sempat mendatangi rumah owner arisan amanah palembang, Nabila Aina jumat (8/3).
Namun belasan korban yang mendatangi rumah yang berlokasi di kawasan Tangga Buntung tersebut tidak mendapatkan hasil.
"Saat kami ke sana rumah dalam keadaan sepi, pakaian yang biasanya tergantung juga sudah tidak ada lagi pintu rumah dalam keadaan terkunci," ujar DY salah satu korban penipuan arisan online (11/3)
Tidak puas sampai di situ, belasan korban turut pula mendatangi rumah orang tua dari Nabila Aina yang berada tidak jauh dari lokasi rumahnya.
"Tapi sampai di sana kami juga tidak mendapatkan hasil dimana keberadaan si penipu ini. Kami mencoba bertanya tapi sepertinya keluarganya juga seolah menutupi keberadaanya," katanya.
Sebelumnya, aksi penipuan dengan modus arisan online menipu 62 orang di Palembang.
Belasan ibu rumah tangga (IRT) kemudian mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polresta Palembang untuk membuat laporan penipuan arisan online ini, Minggu (10/3/2019).
Kepada petugas, Deby (33 tahun) warga jalan Naskah Kecamatan Sukarami Palembang ini melaporkan bandar arisan online SA (30 tahun), warga Tangga Buntung Palembang.
Lebih lanjut ia mengatakan, jumlah kerugian total dari 62 korban tersebut sebanyak Rp 1 miliar.
"Kalau saya nyetor ke dia itu setiap 10 hari. Sekali kita menyetorkan Rp 700 ribu dan saya ikut mulai Januari 2019 lalu," ungkapnya.
Namun sejak awal mengikuti arisan online ini, hingga saat ini Deby tidak pernah merasakan uang arisan tersebut.
"Harusnya tanggal 7 Maret tadi saya narik, tapi sampai sekarang saya belum merasaka arisannya," katanya.
Bahkan, salah satu korban lainnya ada yang narik arisan namun hanya menerima 20 persen dari uang yang seharunya diterima.
"Kan harusnya teman saya ini dapatnya Rp 5 juta, tapi dia nerima cuma Rp 1 juta, alasannya karena yang lain ada nunggak gak bayar jadi uangnya belum terkumpul," ungkapnya