Gara-gara Ada Suara tapi Tak Ada Orangnya, Kopassus Dimarah-marahi Jenderal saat Penumpasan PKI
Gara-gara Ada Suara tapi Tak Ada Orangnya, Kopassus Dimarah-marahi Jenderal saat Penumpasan PKI
Gara-gara Ada Suara tapi Tak Ada Orangnya, Kopassus Dimarah-marahi Jenderal saat Penumpasan PKI
TRIBUNLAMPUNG.co.id - Ayah almarhumah Ani Yudoyono, Letjen (Purn) Sarwo Edhie Wibowo, pernah memarahi seorang prajurit kopassus muda gara-gara rekaman.
Seperti dilansir dari buku 'Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando' karya Hendro Subroto, prajurit kopassus muda yang kena marah Sarwo Edhie Wibowo tak lain adalah Sintong Panjaitan.
Ketika itu Sarwo Edhie Wibowo tengah menjabat sebagai kompandan RPKAD (sekarang kopassus), dan diperintahkan oleh Soeharto untuk merebut RRI pusat dari tangan PKI.
Peleton 1 pimpinan Sintong pun langsung melaksanakan perintah tersebut
• Detik-detik Anggota TNI Tewas Ditembak saat Sedang Istirahat, Peluru Datang dari Semak-semak
• Legenda Kopassus Berkaki Satu, Siapa pun yang Ingin Bertemu Jenderal Benny Moerdani Harus Lewat Dia
• Rumah Kopaska Didatangi 3 Orang Tengah Malam hingga Pemiliknya Keluar. Satu Orang Langsung Terkapar
Setelah peleton 1 mendekati RRI pusat, menggema tiga tembakan senapan AK-47 dari prajurit kopassus, sehingga membuat orang-orang berseragam hijau lari
Anggota peleton 1 Kopassus pimpinan Sintong langsung menguasai gedung RRI pusat
Kemudian Sintong melaporkan kalau RRI pusat sudah berhasil direbut Kopassus
Sarwo Edhie Wibowo yang mendengar laporan Sintong tiba-tiba marah sekali
"Apa? RRI pusat sudah diduduki? Coba kamu perikasa semua ruangan dulu. Itu aktivitas mereka masih di dalam!" kata ayah Ani Yudhoyono itu dengan nada marah.
Sintong pun bingung, semua ruangan sudah diperiksa tapi tak ada seorangpun.
Sintong kemudian melapor untuk yang kedua kalinya kalau semua ruangan sudah dicek tapi tak ada seorangpun.
Namun, Sarwo Edhie Wibowo menanggapi: "Laporanmu tidak benar. Kamu bersihkan dulu dengan bersih. Jangan buru-buru kamu lapor".
Sintong semakin bingung, tapi kemudian ia melihat sebuah kaset rekaman sedang berputar.
"Jangan-jangan ini yang menjadi masalah" kata Sintong dalam hati.
Sintong ingin merusak kaset rekaman itu dengan popor senapan tapi seorang pegawai RRI mencegahnya.