Pusat Perbelanjaan Jl Raden Intan, Dulu Ada Jalan Medan di Depan Ramayana
Pusat Perbelanjaan Jl Raden Intan, Dulu Ada Jalan Medan di Depan Ramayana
Pusat-pusat perbelanjaan di Kota Tapis Berseri terus berkembang pesat. Terutama di kawasan Tanjungkarang Pusat. Mulai dari pasar tradisional, rumah toko (ruko), hingga pusat perbelanjaan modern. Contohnya di ruas Jalan Radin Intan, kita bisa memperoleh aneka barang yang diperlukan. Bahkan, ada barang-barang tertentu yang hanya tersedia di tempat tersebut.
Sejak tahun 1970-an, kawasan perdagangan berbentuk ruko di ruas Jalan Radin Intan memang sudah ada. Dengan kondisi yang tidak jauh berbeda dibandingkan saat ini. Perbedaannya lebih kepada berapa tingkat bangunannya, untuk membedakan apakah bangunan lama atau bangunan baru.
Salah satu pelaku usaha di Jalan Radin Intan, Siswantoro menuturkan, bangunan-bangunan tua di ruas jalan ini seperti Toko Budi, Aneka, dan Sabang. Itu dilihat dari bangunannya yang hanya terdiri dari dua lantai. "Lantai dua juga terbuat dari papan. Bukan dicor semen seperti bangunan-bangunan baru saat ini," cerita dia kepada Tribun Lampung, Sabtu (3/2).
Dikatakannya, untuk kondisi lalu lintasnya sendiri, tak sepadat seperti sekarang. Angkutan umum pun tak sebanyak saat ini. Anak-anak sekolah kebanyakan mencari kebutuhan sekolahnya di sana seperti di Toko Aneka. Pria kelahiran tahun 1947 ini menuturkan, di Toko Aneka itu dijual berbagai macam alat pramuka, bendera, ikat pinggang polisi, sampai ransel tentara.
"Pokoknya itu toko serba ada. Buku-buku panduan pramuka, pentungan, pisau pramuka, bahkan senapan angin juga ada. Hingga saat ini masih bertahan dengan aneka dagangan seperti itu. Jadi tidak mengikuti pangsa pasar," tuturnya sembari mengenang.
Pelaku usaha lainnya Sofyan mengatakan, era tahun 1950, kawasan perbelanjaan lebih dominan berada di Telukbetung. Meski di daerah Tanjungkarang Pusat sendiri juga sudah ada. Perlahan namun pasti, pusat perbelanjaan bergeser ke arah Tanjungkarang Pusat. Diawali dengan berkembangnya pusat perbelanjaan Pasar Tengah sekitar tahun 1960. "Dulu itu di kawasan Pasar Tengah ada kantor wedana. Kemudian secara bertahap mulai ramai berdiri ruko-ruko," cerita Pemilik Ruko Ratu Kebaya tersebut.
Mengenai bangunan-bangunan ruko yang terlihat saat ini di Pasar Tengah, dibangun sekitar tahun 1990- an. Dituturkannya, nama jalan di depan Ramayana saat ini dulu adalah Jalan Medan. Yakni dari stasiun kereta api sampai lampu merah di perempatan arah ke Chandra. Sementara, dari perempatan Chandra sampai ke bundaran Tugu Adipura, memang sudah bernama Jalan Radin Intan. Sekitar tahun 2000, baru menjadi Jalan Radin Intan juga.
Namun saat Ramayana mulai dibangun sekitar tahun 1995-1996. Lampu lalu lintas dihilangkan dan dibangun pembatas. "Sebelumnya di Jalan Pemuda itu perempatan. Jadi dari Pasar Tengah bisa langsung ke daerah Chandra, tidak berputar melalui Pasar Bawah seperti sekarang," tuturnya.
Sofyan mengatakan, di Pasar Bawah sendiri dulu ada bioskopnya. Kalau dilihat dari jalan, tingginya hanya tiga meter karena di basement. Saat hendak menonton, lewat tangga menurun. "Zaman saya sekolah dulu, nonton, main, di situ. Bioskopnya ada dua, Bioskop Raya dan Bioskop Sederhana," cerita dia.
Sofyan sendiri membeli bangunan di ruas Jalan Radin Intan tahun 1973. Yakni yang dibeli adalah bangunannya. Untuk tanahnya menggunakan sistem sewa yang merupakan tanah milik tuan Kamal (orang Arab). "Itu dia punya tanah di Jalan Raden Intan, Bengkulu, dan Pemuda. Sewa tanahnya tanpa batas waktu atau Ciak-te atau disebut juga HGB di atas hak milik," beber dia.
Tahun 1982, kenangnya, depan Apotek Gemari juga ada pabrik es lilin. Dibangun oleh Koko Iting (pemilik Toko Adiguna Telukbetung). Saat ini sudah tidak ada lagi dan difungsikan untuk usaha lainnya.(sulis)