Ada Puyuh Goreng Single dan Double yang Patut Dicoba

Single adalah sajian dengan satu burung puyuh goreng, sedangkan double berisi dua ekor puyuh di meja santap.

Penulis: heru prasetyo | Editor: Reny Fitriani
Tribun Lampung/Perdi
Puyuh double 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Ada santapan alternatif bagi penyuka makanan daging-dagingan di Kota Tapis Berseri. Jika Anda bosan dengan lele, ayam, bebek goreng, Anda rasanya perlu mencoba daging burung puyuh. Rasanya tak kalah lezat dan gurih dibandingkan daging ayam, bebek, atau lainnya.

Daging burung puyuh memiliki berbagai kelebihan, seperti kandungan kolesterolnya yang rendah. Juga baik untuk perkembangan anak, karena kadar kalsiumnya tinggi baik untuk menguatkan tulang belakang serta melancarkan peredaran darah.

Nah, di Kota Tapis Berseri ini, Anda hanya perlu mendatangi Rumah Makan Alas Cobek di Jalan Wolter Monginsidi. Di rumah makan ini, disajikan olahan puyuh goreng yang berbeda dari olahan daging unggas sejenis. Keunggulan pengolahan yang mengandalkan rempah tradisional menjadi satu keunggulan Alas Cobek.

Ada dua pilihan yang ditawarkan untuk menu puyuh goreng, yaitu single atau double. Seperti sebutannya, single adalah sajian dengan satu burung puyuh goreng, sedangkan double berisi dua ekor puyuh di meja santap. Tribun menyarankan untuk memilih sajian double. Pertama, Anda tidak akan merasa cukup memakan satu ekor puyuh karena rasanya yang nagih. Kedua, selisih harga single dan double tidak terlalu jauh. So, pilih puyuh goreng double.

Saat sampai ke meja saji, dijamin nafsu makan akan naik melihat puyuh yang disajikan di atas batu cobek. Aroma bumbu ungkep begitu menyeruak di indera penciuman. Tampilannya pun amat manis, warna kuning keemasan. Warna yang menandakan sajian ini diolah dengan kepiawaian sehingga daging masak dengan sempurna tanpa gosong.

Untuk rasa, daging puyuh goreng ini begitu renyah saat digigit. Bahkan bagi beberapa orang, puyuh goreng ini dapat disikat tanpa menyisakan tulang sedikitpun. Yah, saking gurihnya, tulang puyuh pun bisa Anda santap. Lengkap pula rasanya dengan cocolan sambal yang disajikan. Sensasi gurih, pedas dan renyah menyatu di mulut.

"Sebelum digoreng, daging puyuh sebelumnya kami ungkep dengan rempah tradisional sampai kurang lebih dua jam. Hingga kemudian digoreng untuk disajikan kepada pelanggan. Jadi citarasanya amat tradisional dan terjaga" ungkap Ari Tri Wibowo, Supervisor Alas Cobek.

"Kalau puyuh, memang kita datangkan dari Jawa Timur. Saat ini kami masih andalkan pasokan dari sana, karena di Lampung kami belum bisa temukan puyuh yang memiliki ukuran standar untuk disajikan," lanjut dia.

Tags
Alas Cobek
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved