Gurihnya Malon Goreng Khas Sunda Kini Jadi Buah Bibir di Lampung Lho

Cita rasa olahan malon cenderung gurih dan dagingnya lebih tebal saat dinikmati.

Penulis: Ferika Okwa Romanto | Editor: martin tobing
TRIBUN LAMPUNG
Menu masakan Sunda Malon Goreng 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Masakan Sunda salah satu menu yang kini semakin diminati masyarakat Lampung. Diminatinya jenis makanan ini tak lain varian menu yang tersedia cukup menggoda lidah untuk dicicipi.

Beberapa restoran franchise sudah banyak beroperasi khususnya di Kota Tapis Berseri. Salah satu restoran yang baru saja beroperasi adalah Rumah Makan Ibu Hj Ciganea (RM IHC) berlokasi di Jalan Sultan Agung F7 Way Halim, Bandar Lampung atau posisinya berada tepat di seberang Masjid Ad'dua.

Pengelola RM IHC Bandar Lampung Dedi Siswandi mengaku, tempat kuliner yang dikelolanya ini merupakan cabang ketujuh dari kantor pusatnya yang berada di Purwakarta. Adapun sajian makanan olahannya mengusung full tradisional khas Sunda. Jadi bagi yang penasaran dengan makanan Sunda, jangan ragu mampir ke tempat ini.

"Bicara makanan, kami memang mengusung nuansa makanan Sunda ke Lampung. Salah satu menu ekslusif kami adalah Malon Goreng. Sepintas memang asing di telinga, apalagi kalau konsumen tahu bahan dasar menu makanan ini.

"Singkatnya malon adalah sejenis burung yang berasal dari Perancis. Sejenis burung puyuh tapi ukurannya serupa dengan burung dara dan berwarna putih," terang Dedi.

Cita rasa olahan malon cenderung gurih dan dagingnya lebih tebal saat dinikmati. Khusus menu ini, konon bahan bakunya didatangkan pengelola rumah makan dari Yogyakarta yang kebetulan sudah dibudidayakan di sana. Bagi pecinta kuliner, makanan ini amat direkomendasikan.

Dedi menjelaskan, secara teknis, burung malon diolah ungkep rempah-rempah sekitar satu jam lamanya. Sekira bumbu sudah meresap, burung digoreng matang. Adapun untuk tingkat kekeringan gorengnya, dikembalikan kepada permintaan konsumen. Sedangkan harganya, per porsi Malon Goreng hanya dibanderol Rp 22.000.

Untuk menyempurnakan kelezatannya, lanjut Dedi, sambal spesial berjuluk Sambal Dadak disiapkan. Sambal mentah dengan terasi pilihan ini diolah hanya ketika ada yang memesan makanan di sini. Kelebihan lain dari sambal ini adalah bahan baku rempah yang diampur dalam olahan sambal. Artinya, sambal cocolan ini lebih fresh.

Menu spesial lain yang tersedia adalah Pepes Ikan Mas. Berbeda dengan pepes sejenisnya, kelezatan kuliner ini terletak dari komposisi rempah dan kelembutan ikan hingga ke duri dan tulangnya.

"Karena dagingnya lembut hingga ke tulang, pernah konsumen bertanya apakah pepes ini di fresto? Saya jawab tidak, sebab pepes ini diolah biasa. Hanya saja waktu pengolahannya relatif lama, yakni sekitar 4-5 jam diolah kukus dengan bumbu," terang Dedi.

Dalam hal pengolahan, pengelola sengaja menggunakan ikan mas utuh berukuran 2,5 ons per porsinya. Sedangkan untuk pengolahan lanjutan, seperti biasa dikukus dengan berbalut daun pisang sebagai pembungkusnya.

Cita rasa yang menonjol dari menu ini lebih gurih dan sedikit pedas. Oleh karena itu anak-anak pun dapat dengan aman mengonsumsi pepes ini tanpa harus khawatir tersedak tulang atau duri ikan. Kelebihan lainnya, rasanya cenderung ke rempah-rempah yang pekat.

"Untuk menikmati seporsi pepes ikan mas, konsumen cukup merogoh kocek Rp 25.000 per porsi. Adapun padanannya biasa disajikan dengan nasi hangat, sambal dadak, tahu-tempe, bakwan, sayur asem, dan tumisan," jelasnya.

Tak hanya menampilkan menu makanan berat, RM IHC Bandar Lampung juga menawarkan sejumlah minuman spesial. Salah satu yang direkomendasikan adalah Jus Green Canyon yang menjadi minuman favorit pilihan konsumen.

"Sederhana saja teknis pembuatannya, karena hanya mencampurkan buah nanas segar, daun sawi, gula, dan es batu dengan tampilan dominan hijau. Membuatnya spesial karena cita rasanya cenderung manis, asam, dan segar," kata Dedi.

Menurut Dedi, minuman ini punya segudang manfaat bagi kesehatan. Seperti mampu menurunkan kolesterol dan meningkatkan stamina. Untuk menikmatinya pun dengan harga terjangkau, karena dibanderol Rp 12 ribu saja per gelasnya. (*)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved