Enjoy Lampung

Penangkaran Rusa di Unila, Alternatif Hiburan di Bandar Lampung

Rasanya tidak sulit bagi warga Bandar Lampung untuk bermain dan berinteraksi dengan rusa.

Penulis: heru prasetyo | Editor: soni

Laporan Reporter Tribun Lampung Heru Prasetyo

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Rasanya tidak sulit bagi warga Bandar Lampung untuk bermain dan berinteraksi dengan rusa. Selain dapat mengunjungi kebun binatang Lembah Hijau, penangkaran rusa di Komplek Universitas Lampung dapat menjadi pilihan alternatif.

Yah, tempat penangkaran Rusa di kompleks kampus Universitas Lampung Jalan Sumantri Brojonegero, Gedung Meneng, Bandar Lampung sudah menjadi destinasi wisata murah meriah sejak penangkaran rusa itu berdiri tahun 2004. Warga sekitar Gedong Meneng, Rajabasa dan seputaran Bandar Lampung tidak sedikit yang mengunjungi lokasi ini untuk berwisata bersama keluarga.

Tempat penangkaran Rusa yang merupakan lokasi penelitian mahasiswa Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Pertanian Unila tersebut menjadi taman wisata gratis nan sejuk di tengah kota Bandar Lampung. Lokasi yang dikenal dengan Taman Rusa dihuni setidaknya oleh beberapa ekor rusa tersebut dikelilingi pagar kawat besi dan terdapat danau kecil di tengahnya.

Seorang penjaga dan pengurus rusa di Penangkaran Universitas Lampung Sutikno menjelaskan sudah sejak 2004 lalu dirinya diamanatkan dari rektorat Unila untuk mengasuh para rusa-rusa yang ada dipenangkaran. Sepanjang itu pula, lokasi penangkaran menjadi lokasi wisata gratis warga sekitar yang ingin melihat atau sekedar bermain-main dengan rusa.

Saban harinya, urai Sutikno, banyak warga atau mahasiswa setempat yang berkunjung untuk memfoto rusa. Beberapa orang lainnya bahkan nekat bermain denga nrusa dengan cara memberi mereka makan seperti dedaunan atau wortel.

"Setiap harinya pasti ada saja yang datang, dan makin ramai saat weekend tiba. Mereka biasa jadikan rusa sebagai objek foto, ada yang nekat ngasih makan juga malahan. Padahal ngasih makan rusa ini sebenernya dilarang," ungkap Sutikno yang khawatir aktifitas memberi makan secara ilegal itu dapat memperburuk kondisi kesehatan rusa.

Diceritakan Sutikno, awal mula keberadaan rusa di penangkaran Universitas Lampung hanya berjumlah tiga ekor yang didapat dari mantan rektor Unila Muhajir Utomo dari Pringsewu. Rusa-rusa itu kemudian dirawat dengan baik untuk keperluan penelitian mahasiswa terutama jurusan kehutanan.

Dari awal mula tiga ekor tadi, jumlah rusa pun bertambah menjadi delapan ekor rusa. Penambahan berasal dari sumbangan dan kerjasama Universitas Lampung dengan pihak terkait, salah satunya Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Provinsi Lampung.

Uniknya diantara delapan ekor rusa, diberi nama dari nama mahasiswa jurusan kehutanan Unila. Tiga nama tersebut yakni Agung, Farid dan Danang. Sedangkan secara detail, delapan ekor rusa di penangkaran Universitas Lamapung yakni indukan bernama Kiki dan Lingga, Bimbi bawaan dari pringsewu, Farid, Farida, Agung, Bimo, dan terakhir Danang.

Dengan luas kandang penangkaran sekitar satu hektar, lokasi ini menjadi hutan buatan yang dibuat semirip mungkin dengan habitat asli para rusa. Pagar teralis dengan kawat pun didesain agar memudahkan pengunjung untuk melihat koleksi penangkaran Universitas Lampung.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved