Diperiksa di RS Mitra Husada, Trombosit Bocah di Gadingrejo Cuma 50.000

Sekitar 30 menit berada di IGD RSMH, pasien tersebut meninggal.

Tribun Lampung / Didik
Camat Gadingrejo Suprayogi saat berbincang dengan ibu korban dan keluarganya 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU - Pihak Rumah Sakit Mitra Husada (RSMH) Prungsewu menyatakan bila kondisi Imam Arif Rafidiansyah (9) warga Pekon Wonokrio, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu sudah buruk begitu sampai di IGD RS Mitra Husada, Pringsewu Kamis (13/8) malam.

Direktur Operasional RSMH Pringsewu dr TH Niken Wijayanti Sp KK mengatakan, selain kondisi kesehatannta buruk, Imam juga sudah terlihat shock dan sulit diinfus. "Hasil pemeriksaan darah, trombositnya cuma 50 ribu, sedangkan idealnya 150 ribu sampai dengan 250 ribu," ujar Niken, Jumat (14/8).

Sekitar 30 menit berada di IGD RSMH, lanjut Niken, pasien tersebut meninggal. Sementara ibu Imam, Meilisa Vivia (34) membenarkan bila putra pertamanya ini susah diinfus karena badannya yang terlalu gemuk. Diusia sembilan tahun, berat Imam pun mencapai sekitar 50 kg.

Sebelumnya diberitakan, Imam Arif Rafidiansyah (9) warga Pekon Wonokrio, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu meninggal dunia lantaran demam berdarah dengue (DBD). Imam tidak kuasa menahan penyakit yang menggerogotinya meskipun keluarga sudah berupaya mencari pertolongan medis.

Putra pertama dari Meilisa Vivia(34) dan Rahmad Wisnu Wibowo (35) ini menghembuskan nafas terakhir pada Kamis (13/8) pukul 22.30 WIB dengan diagnosa terakhir Dengue Shock Syndrome (DBD berat).

Imam pun dikebumikan di TPU Wonokriyo pada Jumat (14/8) sekira pukul 10.00 WIB.

Meilisa, ibunya menuturkan, Imam sakit sejak Minggu (9/8) dan sempat dibawa ke dokter praktik umum terdekat Rabu (12/8). "Saya merasa tenang karena dokter saat itu mengatakan Imam hanya kena radang," kata Meilisa, Jumat siang.

Akan tetapi pada Kamis paginya justru suhu badan Imam menjadi dingin. Meilisa jadi teringat bila Imam pernah mengalami ciri penyakit yang sama karena DBD. Lantas, Meilisa pun konsultasi kembali ke dokter praktik yang kemudian menyarankan untuk periksa darah.

Imam pun dibawa ke salah satu rumah sakit di Pekon Tambahrejo, Kecamatan Gadingrejo. Namun, Kamis malam sekitar pukul 20.00 listrik padam sehingga membuat alat laboratorium rumah sakit tidak bisa operasi.

Kemudian, keluarga Imam membawanya ke RS Mitra Husada Pringsewu. Malam itu ternyata Imam baru terdeteksi menderita DBD setelah hasil cek laboratorium RSMH dari sampel darah. Ironisnya, kondisi DBD-nya sudah berat dan Imam pun meninggal dunia, Kamis (13/8) pukul 22.30 WIB.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved