Enjoy Lampung

Rumah Adat Lamban Dalom Marga Balak Rusak Kecil saat Krakatau Meletus

Tiap daerah di Indonesia tentu memiliki rumah adat yang menjadi ciri khas dan kebanggaan masyarakat.

Penulis: heru prasetyo | Editor: soni

"pada saat krakatau meletus di abad 19, lamban ini beruntung hanya mengalami kerusakan kecil, padahal rumah-rumah penduduk lainnya rata dengan tanah,"ujarnya.

"Dan Alhdulillah, Pak Herman (walikota Bandar Lampung) kemarin nerikan bantuan untuk melakukan renovasi rumah," lanjut dia.

Didalam Lamban, M Yusuf menunjukan beberapa barang-barang kuno peninggalan berupa tombak (payan), parang,singgasana/tempat pelaminan, tampan/wadah, serta alat musik gong.

Perkakas tersebut, pada masanya merupakan perlengkapan kebandaran yanh digunakan dalam upacara adatatau kegiatam sehari-hari. Jadi dengan kata lain, baramg tadi menyimpan nilai historis yang berharga di masyarakat sebagai pengetahuan akan budaya setempat.

"Semuanya merupakan peninggalan kuno,sebenarnya banyak peninggalan lainnya seperti Al Quran tulisan tangan dan siger perak kuno yang sekarang entah tercecer kemana ketika adanya renovasi lamban pada tahun 90an,"ujar Yusuf.

Sekretaris Lamban Dalom (isi Lamban) M Ali gelar Khadin Imbang mengatakan, Di Bandar Lampung sendiri ada tiga kebandaran Lampung Pesisir, yaitu kebandaran Marga Balak, kebandaran Marga Lunik, dan kebandaran Marga Bumi Waras. kebandaran Marga Balak membawahi dua kebandaran tersebut, dan menaungi 13 belas Penyimbang, yang meliputi wilayah Tanjungkarang-Simpur, Srengsem (Panjang) dan Lempasing (Telukbetung).

Selain Lamban Dalom Marga Balak, di Kota Bandar Lampung juga masih ada dua rumah adat lainnya yang bisa dikunjungi. Tiga rumah adat itu yakni Rumah Adat Bathin Tihang Pemuka di Jalan Indra Bangsawan Kecamatan Rajabasa dan Rumah Adat Sesat Agung di Jalan Beringin Kecamatan Labuhan Ratu.

Atas keberadantumah adat ini Walikota Bandar Lampung berharap dapat menjadi simbol perekat antat warga. Ia menegaskan rumah adat selain sebagai perekat kesatuan dan persatuan antaradat di Kota Bandarlampung, juga harus bisa menjadi wahana pengembangan ketahanan masyarakat.

"Saya meminta agar masyarakat selalu menjunjung tinggi kebudayaan Lampung supaya dapat terus dilestarikan," katanya lagi. "Dan rumah adat ini jadi simbol perekat kerukunan antar warga tersebut,"lanjut dia.

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved