Kucing Overdosis Gara-Gara Obat Kutu
Saya mau tanya kucing saya over dosis obat kutu ivermectin inject. Bagaimana penanganannya?
Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: soni
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Yth Dokter hewan. Saya mau tanya kucing saya over dosis obat kutu ivermectin inject. Bagaimana penanganannya? Terima kasih atas penjelasannya.
Pengirim: +6285658834xxx
Dapat Sebabkan Gangguan Fungsi Hati
Dalam UU No. 18 Tahun 2009 yang direvisi dengan UU No.41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan dikatakan, ada tiga kategori obat, yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat keras.
Yang termasuk obat keras adalah semua obat yang disuntikkan, antibiotik, obat cacing, obat bius, dan narkotika. Obat keras hanya dapat diperoleh dengan resep dokter hewan. Selanjutnya juga diatur bahwa penggunaan obat keras harus dilakukan oleh dokter hewan, atau petugas di bawah pengawasan dokter hewan.
Dokter Hewan sebelum menentukan obat, pasti melakukan pemeriksaan fisik terhadap hewan, bahkan kadang harus melakukan pemeriksaan laboratoris atas pasiennya. Sehingga penentuan obat menjadi tepat berdasar diagnosa yang ditetapkan.
Ivermectin merupakan anti parasit (dapat dikategorikan obat cacing) yang merupakan kelompok obat keras, terlebih lagi apabila berupa bentuk injeksi (suntik). Sehingga dalam penggunaanya tidak boleh sembarangan pada hewan, karena apabila tidak dilakukan oleh orang yang kompeten (berwenang) dapat menyebabkan bahaya bagi hewan, mulai dari alergi, keracunan, overdosis bahkan kematian pada hewan.
Overdosis obat pada banyak kasus dapat menyebabkan gangguan fungsi hati, ginjal dan pernafasan, bahkan dapat berujung kematian. Penanganan terhadap kasus overdosis harus dilakukan sesuai agen penyebab, dengan mempertimbangkan kondisi hewannya.
Tindakan infus merupakan upaya awal dari penanganan overdosis, dan diikuti tindakan medis lain sesuai keadaan hewan saat dilakukan pemeriksaan oleh Dokter Hewan.
Segera bawa hewan anda ke Dokter Hewan Praktek untuk dilakukan penganan yang baik, sehingga dapat membantu memulihkan kondisi hewannya. Keterlambatan penanganan dapat berisiko terhadap kematian hewan.
drh. Sugeng Dwi Hastono
Dokter Hewan Praktek