Prahara Partai Golkar
Yorrys Memilih Keluar dari Golkar Agung
Politikus Partai Golkar, Yorrys Raweyai, menegaskan dirinya bukan lagi bagian dari kubu Agung Laksono.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Politikus Partai Golkar, Yorrys Raweyai, menegaskan dirinya bukan lagi bagian dari kubu Agung Laksono.
Padahal Yorrys saat ini masih menjabat sebagai Wakil Ketua Umum hasil Munas Ancol yang diketuai oleh Agung Laksono.
"Saya mulai tidak sependapat dengan Pak Agung, mulai 9 Agustus (2015) pascapenetapan KPU. Di situ saya ambil garis, saya stop (menjadi kubu Agung)," kata Yorrys di Gedung DPR Jakarta, Kamis (5/11/2015).
Bahkan Yorrys menegaskan saat ini ia tidak berpihak kepada kedua kubu yang berpolemik di internal Golkar.
Menurutnya, ia adalah tim penyelamat partai yang tidak berpihak pada Agung maupun Aburizal Bakrie.
"Saya bukan orangnya Agung. Saya bukan orangnya Aburizal. Dari pertama kan saya sudah posisikan sebagai tim penyelamat partai," tuturnya.
Masih kata Yorrys, sebagai tim penyelamat, dirinya ingin agar Golkar menjadi satu kembali. Menurutnya, semua kader Golkar harus berpikiran pada kepentingan partai bukan ego-ego kelompok semata.
"Tanggal 9 Desember tinggal berapa hari lagi? Ini kok masih ribut-ribut," ujarnya.
Terkait dirinya yang tidak sejalan lagi dengan Agung Laksono, karena menganggap mantan Menko Kesra itu mengingkari kesepakatan.
Baik Yorrys dan Agung dulu berusaha bagaimana tidak mengakui Aburizal Bakrie karena manajemen yang dibuat dalam memimpin partai.
"Kita (dulu) bersepakat, kita punya idealisme yang sama. Kok kemudian kita mengulangi kesalahan (Aburizal) itu yang dibuat oleh Agung dengan kelompoknya," tandasnya.
"Tanggal 9 Desember tinggal berapa hari lagi? Ini kok masih ribut-ribut," ujarnya.
Terkait dirinya yang tidak sejalan lagi dengan Agung Laksono, karena menganggap mantan Menko Kesra itu mengingkari kesepakatan.
Baik Yorrys dan Agung dulu berusaha bagaimana tidak mengakui Aburizal Bakrie karena manajemen yang dibuat dalam memimpin partai.
"Kita (dulu) bersepakat, kita punya idealisme yang sama. Kok kemudian kita mengulangi kesalahan (Aburizal) itu yang dibuat oleh Agung dengan kelompoknya," tandasnya.