Tarif Sewa Rusunawa Ketapang Rp 200 Ribu per Bulan
Pemerintah Kota Bandar Lampung menargetkan tahun depan rusunawa berkapasitas 198 unit tersebut telah siap huni.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG- Tidak lama lagi, rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Kelurahan Ketapang, Kecamatan Panjang, Bandar Lampung sudah bisa ditempati.
Pemerintah Kota Bandar Lampung menargetkan tahun depan rusunawa berkapasitas 198 unit tersebut telah siap huni.
Nantinya, warga kurang mampu dapat menempati rusunawa Ketapang dengan harga sewa yang sangat terjangkau. Tarifnya tidak akan lebih dari Rp 200 ribu per bulan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung Tirta menjelaskan, rusunawa Ketapang sudah diserahterimakan oleh Kementerian Perumahan Rakyat kepada Pemkot Bandar Lampung. Namun, saat ini pihaknya tinggal menunggu masuknya jaringan listrik.
Dia memperkirakan pemasangan Kwh listrik tahap kedua tahun 2015 yang dianggarakan senilai Rp 396 juta sudah beres pada akhir tahun ini.
"Rusunawa itu sudah diserahkan ke pemkot. Tapi, kendalanya hanya masalah listrik yang belum ada, karena pemasangan Kwh masih proses. Kita targetkan akhir tahun listrik selesai. Artinya, 2016 sudah bisa kita sewakan," ujar Tirta kepada Tribun, Senin (16/11).
Terkait tarif sewa, Tirta mengaku, pihaknya belum bisa memastikan. Namun, yang pasti tidak boleh melanggar Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 14/Permen/M/2007 tentang Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa dan Perwali Nomor 7 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pengelolaan dan Pemungutan Retribusi Rumah Susun.
"Soal tarif sewa berpegang pada peraturan. Kalau tidak salah, tidak lebih dari Rp 200 ribu per bulan," imbuhnya.
Terkait persyaratan lain yang harus dipenuhi untuk menyewa rusunawa, kata Tirta, di antaranya, belum memiliki rumah tinggal, warga menengah ke bawah, dan memiliki KTP.
"Kalau soal syarat lainnya, itu teknis. Nanti kita akan sosialisasikan," jelas mantan Kadis PU Pringsewu ini.
Segera Dioperasikan
Sekretaris Komisi III DPRD Kota Bandar Lampung Muchlas E Bastari meminta rusunawa Ketapang segera dipakai. Namun, dia mengingatkan seleksi calon penyewa rusunawa dilakukan secara fair, sehingga mereka yang belum memiliki rumah bisa menyewa rusunawa yang layak dan sehat.
"Kita apresiasi kalau memang sudah diserahkan ke pemkot. Sekarang tinggal bagaimana caranya rusunawa itu bisa segera difungsikan. Karena itu sudah cukup lama terbengkalai. Kalau bisa, warga-warga di pesisir pantai yang memang tinggal di kawasan kumuh itu bisa ditempatkan di sana," jelas Muchlas.
Legislator PKS ini menambahkan, jika rusunawa itu bisa berfungsi tentunya banyak memberikan dampak positif. Selain mengurangi kawasan kumuh, juga memberikan dampat yang baik, terutama PAD. Karena dana sewa itu akan masuk ke kas daerah.
Sudah Ajukan ke PLN
Kurang maksimalnya rusunawa yang ada di daerah Panjang lantaran belum adanya aliran listrik yang terpasang di tempat tersebut. Padahal, pemkot sudah sering mengajukan kepada pihak PLN untuk memasang listrik.
Hal ini diungkapkan Sekretaris Kota Bandar Lampung Badri Tamam. Menurutnya, kendala yang ada belum ada pengoperasionalan rusunawa tersebut yakni belum adanya listrik di sana.
"Kami sudah beberapa kali mengajukan kepada PLN untuk memasang listrik. Tapi, belum juga dipasang lantaran lama dan banyak prosesnya," kata Badri, Senin (16/11).
Kendala itulah yang menurut Badri menyebabkan rusunawa terbengkalai. "Kalau (listrik) sudah terpasang semua, pastinya rusunawa sudah dihuni. Sebab, listrik ini sangat penting buat mengalirkan air di rusun atas dan juga penerangan," tambahnya.
"Kalau rumah susun tidak ada aliran listriknya, pasti tidak ada yang mau menempati. Bagaimanapun, pemkot sudah mengusahakan untuk pemasangan listrik agar tempat tersebut tidak terbengkalai," tambah Badri.
Selain itu, ia berharap pemerintah pusat dapat segera memperbaiki gedung yang sudah rusak. "Karena gedung lama tidak digunakan, banyak yang mulai rusak. Makanya harus diperbaiki," imbuhnya.
Badri juga mengaku rusunawa tersebut telah diserahterimakan oleh pemerintah pusat kepada pemkot. "Penyerahan belum lama. Namun, sudah lama tidak digunakan, jadi banyak yang rusak," pungkasnya.
Sudah Terpasang
PT PLN Distribusi Lampung menyatakan, penyambungan listrik di rusunawa Ketapang, Panjang sudah selesai. Demikian diungkapkan Deputi Manajer Hukum & Humas PT PLN (Persero) Distribusi Lampung I Ketut Darpa.
"Ya, menurut info dari manajer (PNL) Rayon Telukbetung, semuanya sudah selesai," ujar Ketut, Senin (16/11).
Ketut menjelaskan, daya yang dipasang di rusunawa Ketapang, Panjang sebesar 900 VA. "Pemasangan itu total sudah semuanya. Ini juga hasil koordinasi saya dengan manajer rayon," pungkasnya.
Megah dan Terawat
Gedung rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Ketapang berada tepat di dekat Kantor Kelurahan Ketapang, Kecamatan Panjang. Rusunawa Ketapang selesai dibangun pada tahun 2010.
Dana pembangunannya berasal dari Kemenpera sebesar Rp 24 miliar. Kompleks tersebut terdiri dari 198 unit ruangan yang dibangun di atas gedung empat lantai.
Dari pantauan Tribun, Senin (16/11), meskipun sudah lima tahun berdiri, bangunan itu masih tampak megah dan mentereng. Walau belum dihuni, bangunan rusunawa Ketapang terlihat terawat. Bangunan itu juga terlihat belum lama dicat ulang.
Bahkan, Dinas PU Bandar Lampung menempatkan empat penjaga yang bertugas siang dan malam menjaga rusunawa tersebut. Fahrurozi Hasan, pegawai Dinas PU Bandar Lampung, mengaku ditugaskan untuk menjaga rusunawa tersebut. Namun, ia tidak tahu alasan mengapa rusunawa itu belum dihuni.
"Kalau alasan belum ditunggu, saya tidak tahu. Karena saya hanya petugas jaga. Di sini ada empat orang. Dua jaga siang dan dua malam. Karena dulu banyak orang pacaran di sini," ujar Rozi.
Rozi menambahkan, hingga saat ini, kendala di rusunawa itu yakni belum adanya aliran listrik. "Kalau jaringan sudah ada. Cuma listriknya yang belum ada. Kalau air, sudah ada tower dan mesin bantuan pemkot," jelas Rozi, diamini rekannya, Taufik. (rri)