Negara Ini Akan Kelebihan Stok Pria Jomblo Karena Wanita 'Punah'
Masalah ketidakseimbangan jenis kelamin populasi Tiongkok semakin memburuk.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TIONGKOK - Masalah ketidakseimbangan jenis kelamin populasi Tiongkok semakin memburuk.
Menurut jaringan BBC Tiongkok, Daratan Tiongkok adalah salah satu dari negara di dunia, yang memiliki masalah ketidakseimbangan jenis kelamin terburuk.
Rasio antara bayi laki-laki dan perempuan adalah 118 banding 100.
Ahli perdagangan di Tiongkok mempublikasikan artikel, dia menunjukkan bahwa Tiongkok tahun 2020 diprediksi memiliki 30-40 juta pria jomblo, wanita sangat jarang, terus berkurang, bahkan dikuatirkan mendekati punah.
Dia mengatakan jika menggunakan prinsip ekonomi untuk mengatasai masalah, beberapa bujangan berpenghasilan rendah mungkin akan menikahi satu wanita.
Dia juga mengatakan jika pernikahan sesama jenis diizinkan, mungkin dapat juga mengatasi permasalahan 30 juta pria bujangan.
Setelah artikel diterbitkan, banyak muncul kritik. Beberapa ahli percaya bahwa masalah bujangan adalah fenomena sosial yang kompleks, dan tidak sesuai jika hanya menggunakan prinsip ekonomi untuk menyelesaikan.
Xiong Jing, pengelola proyek organisasi LSM wanita Women Media Monitoring Network, di Beijing, mengatakan pada BBC bahwa masalah ketidakseimbangan jenis kelamin, "Pada dasarnya adalah pendidikan superioritas laki-laki."
"Profesor menganjurkan poliandri, saya pikir tidak layak, diukur dari berbagai aspek. Tetapi, TIongkok memiliki masalah besar ketidakseimbangan jenis kelamin, bagaimana mengatasi? Karena kebijakan satu anak yang ketat di Tiongkok, dan sekarang sangat mudah memilih jenis kelamin dengan teknologi, beberapa menyukai laki-laki dari perempuan, menyebabkan ketidakseimbangan, hanya setelah kebijakan perencanaan keluarga dihilangkan, dapat menyelesaikan masalah ini."
Kebijakan "satu anak" PKT dicanangkan tahun 1980, sekarang semua komunitas mendapatkan konsekuensinya.
Komentator Sheng Xue berkata ini akar masalah ketidakseimbangan jenis kelamin di Tiongkok, tidak hanya memengaruhi kehidupan dan kegembiraan seseorang, tetapi juga menyebabkan perubahan struktur sosial dan kerusuhan sosial.
"Meski, Tiongkok masa kini, jumlah wanita puluhan juta lebih sedikit dibanding pria, masih, beberapa pejabat menggunakan hak istimewa mereka, mendapatkan banyak wanita, kita dapat melihat situasi dari banyak laporan, hak istimewa itu hal istimewa seksual."
Bukan berita lagi pejabat Tiongkok memiliki 'banyak selir', jumlah selir tidak hanya satu atau dua, beberapa bahkan mencapai puluhan dan ratusan.
Terutama setelah kebijakan 'memerintah dengan korupsi' Jiang Zemin, kesadaran masyarakat Tiongkok akan konsep hubungan manusia semakin kabur.
Penyelewengan tidak lagi memalukan, bukti di mana-mana dari berbagai data pejabat cabul.
Survei data menunjukkan 95% pejabat korup yang dihukum memiliki selir, 60% pejabat korup terlibat dengan selir.
Dan tahun 1999, di Guangzhou, Shenzhen, Zhuhai, dilaporkan 102 kasus pejabat korup, rasio penyelewengan selir setinggi 100%.