Perubahan Suku Bunga The Fed Sudah Tinggal Mitos

Pasar sudah melakukan price in terhadap isu kenaikan suku bunga acuan Federal Reserve.

SHUTTERSTOCK
Ilustrasi 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA – Keputusan Federal Reserve menaikan suku bunga acuan (fed rate) sebesar 25 basis poin (bps) nampaknya tak lagi menjadi kejutan bagi pasar. Terbukti indeks harga saham gabungan (IHSG) pada Kamis (17/12/2015) ditutup naik sebesar 72,51 poin atau 1,6 persen di posisi 4.555,96.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan, pergerakan nilai tukar mata uang garuda dan negara-negara lain juga tidak terlalu signifikan, merespon naiknya suku bunga Fed.

“Pasar sudah melakukan price in terhadap isu kenaikan suku bunga acuan Federal Reserve. Sehingga perubahan bunga Fed itu sudah tinggal mitos,” kata Darmin dalam obrolan dengan wartawan, Kamis malam.

Lebih lanjut dia bilang, apa yang harus dilakukan pemerintah untuk merespon kenaikan tersebut, sebetulnya tidak ada sama sekali.

“Sudah selesai. Sebetulnya yang harus diperhatikan, ini (suku bunga Fed) akan naik 100 bps setahun,” sambung dia.

Artinya, kata Darmin, ada keadaan tekanan terutama kepada negara-negara yang transaksi berjalannya defisit.

“Ada tekanan yang agak terus menerus dan ini bisa berlangsung tiga tahun, 2016, 2017, dan 2018,” tegas mantan Gubernur Bank Indonesia itu.

Meskipun demikian, tentu saja The Fed tidak akan mengerek suku bunganya sebesar 1 persen sekaligus dalam satu waktu. Kemungkinan besar, penaikkan Fed fund rate akan dilakukan gradual dalam empat termin.

“Berarti rata-rata setiap dua kali rapat (tiga bulan sekali), dia (Fed) naikkan 25 bps, kalau situasinya baik-baik saja,” kata Darmin.

Apabila kondisi perekonomian Amerika Serikat seret, Darmin bilang kemungkinan Fed akan menahan kenaikan suku bunga acuannya.

Darmin mengatakan, dampak jangka pendek dari penaikan suku bunga Fed 100 bps secara gradual tentunya hanya bisa dilakukan oleh otoritas moneter, yakni Bank Indonesia. Salah satunya melalui intervensi cadangan devisa.

Sementara pemerintah akan fokus untuk menjaga tendensi jangka menengah dari rencana tersebut. Adapun yang bisa dilakukan pemerintah untuk itu, kata Darmin, tak lain adalah menciptakan perkembangan ekonomi yang jelas.

“Kalau ekonomi kita malah tersendat pertumbuhannya, sementara transaksi berjalan defisit, itu repot. Jadi, tidak ada rumus khusus lagi. Kuncinya adalah investasi, pertumbuhan,” ucap Darmin.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved