Mantan Gitaris Sheila On 7: Perjalanan Mengenal Agama Dalam "Markas Cahaya"
Mantan gitaris dari grup band Sheila On 7 ini memutuskan mendalami agama dan menyampaikan ilmu-ilmu Allah melalui berdakwah maupun dunia musik.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, YOGYA - Saktia Ari Seno atau kini lebih banyak dikenal dengan nama Salman Al Jugjawy tidak berhenti berkreatifitas walau sudah tidak bersama grup band yang ia dirikan bersama teman-temannya pada tahun 1996 silam.
Sejak 2006 lalu, mantan gitaris dari grup band Sheila On 7 ini memutuskan untuk mendalami agama dan menyampaikan ilmu-ilmu Allah melalui berdakwah maupun dunia musik.
Masjid menjadi salah satu tempat dimana Salman mendapatkan banyak kebahagiaan. Tempat di mana ia mendapatkan banyak sekali cahaya yang dapat menuntunnya untuk selalu dekat dengan sang pencipta.
Masjid pun Salman katakan sebagai tempat dimana semua kebaikan ada di dalamnya. Saat pertama kali mengenal agama pun Salman dapatkan ketika berada di dalam masjid.
"Waktu itu saya berlibur ke Bali ke tempat teman saya setelah menyelesaikan sebuah proses tour bersama Sheila On 7. Lalu saya diajak ittikaf oleh ayah dari teman saya selama tiga hari. Setelah ittikaf tiga hari di masjid, saya mendapatkan ketenangan yang tidak pernah saya dapatkan sebelumnya," ungkap Salman kepada Tribun Jogja, Sabtu (12/3/2016) kemarin.
Semua kisah hidupnya bersama masjid Salman ceritakan di dalam sebuah buku dengan judul "Markas Cahaya", yang baru saja terbit ke pasaran lewat penerbit Bentang Pustaka pada Februari 2016 lalu.
Dalam buku perdana yang ditulis oleh Salman itupun ia menceritakan banyak hal tentang perjalanannya dan kisah-kisah yang sangat menakjubkan saat di dalam masjid.
Mengapa "Markas Cahaya"? Ya, judul itu sengaja ia ambil untuk menggambarkan bahwa masjid merupakan tempat di mana berkumpulnya cahaya.
Awalnya judul tersebut dipakai untuk sebuah lagu yang diciptakan oleh kawannya bernama Wowok dan dinyanyikan oleh kawan dari Eross Chandra ini. Istilah "Markas Cahaya" untuk bukunya itupun Salman katakan sebagai nama populer dari masjid.
"Saya menulis buku ini selama dua tahun. Waktu yang lama untuk menulis karena sedikit sulit membagi waktu antara menulis dan kegiatan saya sahri-sahari. Namunalhamdulillah bukunya selesai juga. Saat menulis saya juga dipandu dan diarahkan oleh pihak penerbit," papar Salman.
Ia melanjutkan, dalam bukunya inipun ia menceritakan tentang perjalanan bermusiknya bersama grup Sheila On 7, dari awal terbentuk, menandatangani kontrak bersama Sony Music Indonesia di usia 19 tahun, belajar agama dan hingga pada akhirnya pamit kepada teman-temannya yang sudah bermain musik bersama 10 tahun serta hal-hal yang Salman lakukan setelah hengkang dari grup band yang ketika awal terbentuk diisi oleh Duta (vokal), Eross (gitar), Sakti (gitar), Adam (bass) dan Anton (drum).
"Di masjid semuanya terasa dipermudah. Dalam buku inipun saya menceritakan tentang saya dan istri. Pertemuan kita karena masjid. Jadi ketika itu saya punya teman yang tinggal di masjid. Dia punya teman (istri Salman), dan temannya dikenalkan kepada saya. Tidak lama setelah berkenalan, saya menikah. Dalam buku ini banyak sekali cerita yang saya alami ketika dekat bersama masjid," lanjut Salman sambil tersenyum.
Salman melanjutkan, dari buku yang ditulisnya ini diharapkan semua kebahagiaan yang ia rasakan ketika dekat bersama masjid dapat dirasakan pula oleh para pembacanya.
"Ketika mendapatkan kebahagiaan dari Allah, semuanya nggak akan sia-sia," tambahnya. (tribunjogja.com)