Irwan Yusuf Anggap Marshanda Seperti Anak Sendiri

"bapak bapaknya Marshanda, betul nggak? Dia jawabnya, Caca ikut saya dari kecil, tapi padahal bukan"

Editor: Reny Fitriani
Tribunnews/Jeprima
Ayahanda Marshanda, Irwan Yusuf saat berjalan menuju ruang barak di Panti Sosial Bina Insani Bangun Daya 2, Cipayung, Jakarta Timur, Senin (28/3/2016). Irwan Yusuf hanya terdiam ketika ditanya oleh awak Media. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Sutikno Rino, salah seorang petugas dari Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan yang mengamankan Irwan Yusuf menceritakan pengakuan ayahanda Marshanda saat dilakukan penangkapan.

Irwan hanya tertawa saat ditanya benarkah dirinya ayah dari Marshanda?

"Begitu saya tanya, nama bapak siapa? Jawabnya, Irwan Yusuf. Menurut warga, bapak ini bapaknya Marshanda. Dia cuma ketawa. Mungkin dipikir saya kok tahu," ujar Sutikno.

Tak puas, Sutikno menanyakan lagi.

"Saya tanya lagi, warga sekitar bilang, bapak bapaknya Marshanda, betul nggak? Dia jawabnya, Caca ikut saya dari kecil, tapi padahal bukan. Katanya, saya bekerja dengan ibunya, tapi memang Caca sudah dianggap anak sendiri," tambahnya.

Pada hari penangkapan itu, ia mengaku mengemis lantaran membutuhkan uang untuk ongkos naik angkutan umum ke rumah temannya. Sejak sore itu, Irwan Yusuf telah dibawa dan bermalam di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 di Jalan Bina Marga No 48, Ceger, Cipayung, Jakarta Timur. Ia juga sudah ditemui oleh Marshanda. Pun Marshanda telah mengakui pria yang tertangkap oleh petugas tengah mengemis itu adalah ayahandanya.

Kehidupan Irwan Yusuf ayahanda Marshanda memang berubah 360 derajat saat ia bercerai dengan sang istri yang juga ibunda Marshanda Ryanti Sofyan. Saat itu, Marshanda masih berusia 5 tahun.

Selama ini, Irwan tidak pernah muncul di media. Satu-satunya momen kehadirannya di publik adalah ketika menengok Marshanda saat dirawat di rumah sakit karena persoalan psikologis.

Sejak bercerai Irwan bekerja di sebuah bengkel di kawasan Bangka dengan gaji pas-pasan. Bengkel itu kemudian bangkrut dan dirinya tidak mendapat pesangon hingga jatuh terpuruk.

Ketika terpuruk itulah, Irwan sudah tidak tahu mau bekerja apa. Untuk membayar kontrakan pun dia kesusahan. Karena lapar, akhirnya Irwan kemudian menggembel dan mengemis di jalanan berharap belas kasihan orang.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved