Para Pilot Lion Air Mengaku Dipaksa Terbang 22 Jam Sehari

Pernyataan itu disampaikan salah satu pilot, Mario Hasiholan terkait alasan mereka melakukan aksi tunda terbang pada 10 Mei 2016.

Kompas.com
Para pilot yang dipecat dari Lion Air saat menggelar jumpa pers untuk menjelaskan alasan mereka melakukan aksi menunda terbang pada 10 Mei 2016. Jumpa pers dilakukan di Kantor LBH Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (7/8/2016). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Para pilot Lion Air yang dipecat karena menunda terbang pada 10 Mei lalu, mengaku sering dipaksa kerja melebihi batas waktu. Mereka bahkan pernah terbang 22 jam dalam satu hari.

Pernyataan itu disampaikan salah satu pilot, Mario Hasiholan terkait alasan mereka melakukan aksi tunda terbang pada 10 Mei 2016.

"Kami sering dipaksa bekerja melebihi batas waktu. Pernah sampai 22 jam, dan itu sering," kata Mario di Kantor LBH Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (7/8/2016).

Selain kerja melebihi batas waktu, Mario menyebut, para pilot juga sering dipaksa masuk pada hari libur.

"Bagi mereka, libur itu adalah pemberian, bukan hak," kata Mario.

Menurut Mario, tindakan menunda terbang yang mereka lakukan, merupakan bentuk protes atas perlakuan Lion Air, yang dianggap tidak memberlakukan pilotnya dengan baik.

Ia kemudian menjelaskan status para pilot yang disebutnya tidak pernah diangkat menjadi pegawai tetap. Hal yang terjadi, kata Mario, para pilot dikontrak dalam waktu lama. Jika mengundurkan diri, pilot harus membayar penalti yang besaran bisa mencapai Rp 7 miliar.

Menurut Mario, klausul kontrak disodorkan usai pendidikan pilot. Jika menolak menandatangani, pilot diharuskan mengganti biaya pendidikan, yang nilainya ia sebut mencapai 715.339 dolar AS.

Situasi itulah yang disebutnya membuat pilot tak bisa menolak menandatangani kontrak.

"Kontrak itulah yang menjadi cambuk apabila kami tidak sependapat dan berseberangan dengan perusahaan," ucap Mario.

Menurut dia, aksi pada 10 Mei merupakan puncak dari segala kegundahan yang dialami para pilot. Secara keseluruhan, ada 14 pilot yang dipecat akibat aksi tunda terbang pada 10 Mei itu.

Sejauh ini, pihak Lion Air belum memberikan tanggapan, terkait pernyataan para pilot tersebut walau telah dicoba untuk dihubungi.

Selain dipecat, mereka juga dilaporkan manajemen Lion Air ke Bareskrim Polri, dengan tuduhan penghasutan dan pencemaran nama baik.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved