Enjoy Lampung

Taman Wisata Talang Indah, Ajak Pengunjung Nikmati Keindahan Alam Sambil Belajar Sejarah

Bagaimana tidak, keindahan alam yang natural sangat sayang apabila tidak diabadikan.

TRIBUN LAMPUNG/Ana Puspita
Taman Wisata Talang Indah. 

Laporan Reporter Tribun Lampung Ana Puspita

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU - Jika Anda berkunjung ke Taman Wisata Talang Indah di Kelurahan Fajar Esuk, Pringsewu, berfoto merupakan agenda wajib untuk dilakukan.

Bagaimana tidak, keindahan alam yang natural sangat sayang apabila tidak diabadikan.

Tidak hanya berfoto, taman wisata yang sudah dikelola warga setempat itu, juga bisa menjadi tempat yang pas bagi Anda penyuka outbond, ataupun berkemah bersama kawan dan komunitas.

"Yang paling menarik adalah talangnya itu, itu peninggalan Belanda. Banyak yang belum pernah melihat. Selain itu, kemah di sini juga bisa. Karena, ada area luas di bagian atas, ada musala dan toiletnya," terang salah satu pengelola Taman Wisata Talang Indah, Mustain, Jumat (26/8/2016).

Untuk memfasilitasi kegiatan berkemah, Mustain menjelaskan, pengelola menyediakan peralatan berupa lampu. Sementara, tenda dan perlengkapan lainnya disiapkan masing-masing pengunjung.

Daya tarik utama tempat wisata tersebut adalah bangunan talang air, yang dibangun Pemerintah Hindia Belanda pada 1928. Bangunan talang air tersebut pun memiliki desain yang khas.

Menurut Mustain, sebenarnya ada lima bangunan talang air di lokasi tersebut. Letak kelimanya terpisah. Ada yang berjarak hingga 200 meter, antara satu talang air dengan talang air lainnya.

Dari kelima talang air itu, Talang Indah mendapat perhatian dan perawatan. Sehingga, tempat tersebut bisa digunakan sebagai lokasi wisata.

talang

Mustain mengatakan, meski sudah diketahui keberadaannya sejak lama, Talang Indah baru mulai terkenal sejak satu tahun terakhir. Hal itu karena warga setempat sengaja mengelola lokasi itu menjadi destinasi wisata.

Pengelolaan dilakukan dengan melakukan perbaikan dan perawatan infrastruktur yang ada, hingga penataan manajemen.

Hal itu tampak dari keberadaan area parkir, kawasan berkemah, musala, dan toilet. Termasuk, pondokan kecil untuk pengunjung beristirahat. Tak lupa, tempat sampah yang diatur sedemikian rupa untuk menjaga kebersihan.

Selain itu, ada pula kios yang menjajakan makanan ringan khas pedesaan.

Hingga saat ini, pengelola tidak memungut tiket masuk ke destinasi wisata tersebut. Pengunjung cukup membayar biaya parkir.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved