Pilkada Serentak 2017
LSM TePI Ungkap Daerah-daerah Rawan Konflik di Pilkada Serentak 2017
"Di beberapa daerah, potensi konflik tinggi dalam masa tenang pilkada," kata Jerry, dalam diskusi di D'hotel, Jakarta, Minggu (12/2/2017).
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Komite Pemilih Indonesia (TePI) mengungkap sejumlah daerah yang rawan konflik, dalam Pilkada Serentak 2017 yang akan berlangsung pada 15 Februari 2017.
Koordinator TePI, Jerry Sumampouw menyatakan, manipulasi data berkaitan suara terkait penyelenggara pemilu.
Ia meminta penyelenggaraan pemilu tidak diintervensi pihak-pihak tertentu.
"Di beberapa daerah, potensi konflik tinggi dalam masa tenang pilkada," kata Jerry, dalam diskusi di D'hotel, Jakarta, Minggu (12/2/2017).
Kata dia, daerah yang berpotensi konflik, di antaranya Aceh yang menggelar satu pilkada provinsi dan 21 kabupaten/kota.
"Ini secara tradisional konfliknya tinggi," kata Jerry.
Kemudian, Papua Barat dan DKI Jakarta.
Jerry mengatakan potensi konflik di DKI Jakarta tinggi bila isu SARA tidak diredam.
Apalagi, rivalitas antarpasangan calon sangat tinggi.
"Menguatnya isu SARA menjelang 15 Februari nanti," kata Jerry.
Jerry juga menyebut pilkada di Banten juga berpotensi konflik karena adanya politik dinasti.
Kemudian, Sulawesi Barat yang merupakan pemekaran Sulawesi Selatan.
Ada pula, Provinsi Gorontalo yang rawan konflik.
"Provinsi kecil tetapi berpotensi besar karena calon yang maju istri mantan gubernur," kata Jerry.
Jerry menuturkan, ada sembilan daerah yang hanya memiliki satu calon tunggal.
Ia menyebutkan, calon tunggal juga berpotensi memunculkan politik uang.
"Calon tunggal melakukan politik uang semakin kuat karena calon takut kalah," kata Jerry.