6 Fakta Perampokan Pemerkosaan Pembunuhan Ibu di Belitung, Ternyata Pelaku Keponakan Korban

perampokan disertai pembunuhan dan pemerkosaan di Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu, 21 Oktober 2017

Editor: wakos reza gautama
Bangka Pos
rumah korban 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Perampokan disertai pembunuhan dan pemerkosaan menimpa istri Syahroni, warga Jalan Perumnas, RT 20/03, Desa Air Pelempang Jaya, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu, 21 Oktober 2017 sore.

Syahroni merupakan penjual daging di Belitung.

Istri Syahroni, Ernawati (42) menjadi korban keganasan perampok.

"Dugaan sementara, ini adalah perampokan dan pelaku hanya seorang diri," kata Kepala Kepolisian Resor Belitung AKBP Sunandar kepada Pos Belitung (Grup Bangka Pos).

Berikut sejumlah fakta kasus perampokan dan pembunuhan tersebut.

1. Ditemukan dalam kondisi meninggal

Ernawati didapati sudah tidak bernyawa di ruang tengah rumahnya.

Jasadnya pertama kali ditemukan oleh sang suami, sekitar pukul 14.00 WIB.

Saat itu, Syahroni baru saja pulang berjualan daging sapi di Pasar Tanjungpandan.

Ketika ditemukan, jenazah Ernawati dalam posisi telentang dengan mengenakan kaus putih berlengan biru.

Mulutnya tersumpal kain putih.

Selain itu, bagian kepalanya berlumuran darah. Ditemukan luka robek di kepala bagian belakang dan leher.

Ada pula luka memar di leher bagian depan, hidung, dan wajah.

2. Pelaku diduga keponakan korban

Luka tersebut diduga akibat pukulan yang dilakukan oleh terduga perampok bernama Cecep Supriyatna (27), yang tak lain keponakan korban sendiri.

Saat kejadian, Ernawati sedang seorang diri di rumah.

"Diduga tujuan awalnya (Cecep--red) seperti itu (merampok--red), tapi pelaku tidak menyangka ada korban di dalam rumah. Karena sudah telanjur, akhirnya melakukan pembunuhan. Tapi, ini baru dugaan sementara," ujar Sunandar.

Adapun Cecep Supriyatna, warga Jalan Seberang Ilir, RT 03/01, Desa Juru Seberang, Tanjungpandan tersebut ditangkap polisi, sekitar pukul 18.00 WIB.

3. Sempat bawa kabur perhiasan dan uang

Tak hanya membunuh tuan rumah, dia juga membawa kabur dua gelang emas, dua kalung emas, dan lima cincin emas senilai sekitar Rp 150 juta.

Selain itu, Cecep diduga mengambil sebuah handphone merek Oppo milik korban.

4. Polisi amankan sejumlah barang bukti

Usai menerima laporan, polisi pun segera menuju kediaman korban dan langsung melakukan olah TKP.

Aparat kepolisian mengidentifikasi barang-barang yang tergeletak di TKP dan kondisi korban terakhir ditemukan.

Polisi juga telah mengamankan sejumlah barang untuk kepentingan proses penyidikan.

Satu di antaranya, celana berwarna cokelat yang ditemukan sekitar satu meter dari kepala korban.

"Termasuk barang-barang lainnya juga, yang akan menjadi petunjuk kami dalam proses hukum. Termasuk satu buah kampak, yang disimpan di dalam ember, kami amankan juga. Kampak itu diakui suami korban bukan miliknya," kata AKBP Sunandar.

5. Firasat suami sebelum istrinya meninggal

Sementara, Syahroni seperti mendapat firasat sebelum istrinya ditemukan meninggal dunia.

"Aneh memang dia (korban) hari ini. Biasanya ke pasar setiap hari. Tapi hari ini tidak ada, dan aku telepon jam 10 lewat tadi tidak diangkat, tahu-tahu sudah begini," kata Syahroni.

ERNAWATI kini telah tiada.

Peristiwa kelam merenggut nyawanya saat tengah sendirian di rumahnya.

Sebab sang suami, Syahroni, sedang berjualan daging di pasar.

Saat pulang ke rumah sekitar pukul 14.00 WIB, Syahroni pun terkejut.

Ia melihat istrinya sudah tergeletak tak bernyawa di ruang tengah rumahnya. Syahroni lantas lari ke luar rumah dan minta tolong kepada tetangga sekitar.

"Langsung aku keluar minta tolong dengan tetangga. Aku tidak tahu kenapa seperti ini, apa salah istri aku," kata Syahroni kepada Pos Belitung (Grup Bangka Pos), kemarin.

Pagi-pagi sekali, Sabtu, 21 Oktober 2017, Ernawati sudah bangun.

Dia menstarter sepeda motor Yamaha NMAX milik suaminya, dan menuntunnya ke depan rumah.

Tujuannya agar mesin sepeda motor sudah panas saat dikendarai suaminya, Syahroni (52), untuk berdagang daging sapi di Pasar Tanjungpandan.

"Itulah terakhir aku ketemu dia (korban). Tadi nanyak mau pakai motor mana, terus aku bilang pakai motor NMAX, soalnya malas pakai motor Tiger tidak bawak daging," kata Syahroni.

Syahroni merupakan orang pertama yang mengetahui istrinya sudah tidak bernyawa di ruang tengah rumahnya.

Saat itu, sekitar pukul 14.00 WIB, Syahroni baru saja pulang berjualan daging sapi di Pasar Tanjungpandan.

Ia mendapati pintu pagar rumah berwarna abu-abu itu tidak terkunci.

Dia tidak curiga. Setelah memarkir sepeda motornya, Syahroni segera masuk rumah lewat pintu belakang.

Sebelumnya, ia menuju ke lemari es yang ada di teras belakang rumahnya, dan memanggil istrinya "Neng, neng, neng".

Lantaran korban tidak menjawab, sang suami langsung masuk ke rumah melalui pintu belakang. Saat itulah ia melihat korban sudah dalam keadaan tergeletak.

"Tapi waktu itu sempat aku bilang, kenapa neng tidur di situ. Terus dia (korban) tidak jawab, pas aku dekatin sudah seperti itu. Terus aku berlari ke depan rumah minta pertolongan tetangga," tutur Syahroni.

Ernawati biasanya ikut berdagang di Pasar Tanjungpandan setiap hari. Namun kemarin, dia tidak muncul di pasar.

Syahroni sempat menelepon istrinya itu sekitar pukul 10.02 WIB, namun tidak diangkat.

"Biasanya kalau tidak ke pasar ada SMS, tapi ini tidak. Aku tidak tahu lah apa salah istri aku jadi seperti ini. Dermawan kurang dermawan ape kami cobalah tanyak," ujarnya.

6. Diperkosa saat Terluka

Kepala Bidang Humas Polda Kepulauan Bangka Belitung, AKBP Abdul Munim, mengatakan, peristiwa yang itu termasuk tindak pidana pencurian dengan kekerasan yang menyebabkan korban meninggal dunia.

"Sejumlah barang berharga seperti ponsel dan perhiasan dibawa kabur pelaku," katanya.

Abdul Munim mengungkapkan, peristiwa itu terjadi pada Sabtu, 21 Oktober 2017. sekitar pukul 11.00 WIB.

Pelaku menyelinap masuk ke rumah, kemudian memukul kepala korban menggunakan kapak. Ketika korban dalam kondisi terluka, kata Munim, pelaku membekap mulut korban dan memperkosanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved