Headline Koran Tribun Lampung
Satu Aplikasi Raup Rp 190 Juta
Para anak muda yang belum genap berusia 30 tahun itu, memutuskan untuk membuat aplikasi. Hasilnya, belasan juta
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -Teknologi digital telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat kekinian. Apalagi, hal tersebut didukung dengan keberadaan smartphone atau ponsel pintar berbasis Andorid, yang semakin mudah didapat.
Melihat potensi itu, sejumlah anak muda di Lampung memilih tidak hanya menjadi pengguna teknologi berbasis aplikasi tersebut. Para anak muda yang belum genap berusia 30 tahun itu, memutuskan untuk membuat aplikasi. Hasilnya, belasan juta bahkan ratusan juta mengalir ke kantong genggam.
Baca: Netizen Sewot, Cita Citata yang Masih Baru di Dunia Dangdut Disebut Begini
Para anak muda kreatif itu pun menjadikan tren bisnis aplikasi ini sebagai pekerjaan untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah. Ada yang meraup dolar dari Google Adsense. Ada pula yang mampu membukukan pendapatan hingga Rp 190 juta hanya untuk satu aplikasi.
Baca: Banyak Yang Tak Tahu, Ternyata Suami Puan Maharani Sosok Berkuasa
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistika (Diskominfotik) Lampung, A Chrisna Putra mengatakan, munculnya beragam aplikasi tak terlepas dari perkembangan teknologi yang pesat di era digital.
"Walaupun terkadang masih ada perdebatan, misalnya kemunculan aplikasi ojek online. Tetapi faktanya, masyarakat banyak yang membutuhkan. Karena, keberadaan aplikasi ini memudahkan," tutur Chrisna, Jumat (8/12).
Pemerintah, aku Chrisna, berusaha memfasilitasi pengembangan teknologi digital. Meskipun, hal itu masih terbatas pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), agar mampu bersaing secara digital.
Dibayar Rp 190 Juta
Sementara itu, seorang pembuat aplikasi di Bandar Lampung, Yuda Gunawibawa (28) mengaku, ia bersama empat temannya pernah mendapat bayaran Rp 190 juta, dari pembuatan satu aplikasi berbasis Android yang dipesan sebuah instansi.
"Aplikasi yang kami buat itu semacam tour guide buat wisatawan yang ke Lampung. Jadi, ada lokasi wisata, penginapan, sampai ATM. Kami dibayar Rp 190 juta setelah menyelesaikan pembuatan aplikasi itu," terang Yuda, Kamis (7/12).
Baca selengkapnya di Koran Tribun Lampung edisi Minggu 10 Desember 2017