Gus Dur Ditertawai Megawati Usai Buka Amplop Salam Tempel, Isinya?

Ini Kisah Foto Gus Dur - KH Abdurrahman Wahid Ditertawai Megawati Usai Buka Amplop Salam Tempel, Isinya?

Editor: taryono
Twitter
Gus Dur dan Megawati 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - KH Abdurrahman Wahid atau dikenal Gus Dur meninggal  pada  30 Desember 2009 lalu  atau delapan tahun silam.

Putra dari  Nahdlatul Ulama Wahid Hasyim itu merupakan Presiden RI ke-4.

Ia adalah pejuang pluralisme dan kemajemukan di Indonesia.

Baca: Heboh Warga Tiongkok Berseragam Militer Muncul di Pasar Kampar Riau, Penyusupan Tentara?

Karena itu, maklum saja jika Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Indonesia ke-6, menyebutnya sebagai Bapak Pluralisme Indonesia.

Selain dikenal pejuang reformasi, suami dari Sinta Nuriyah itu juga dikenak sebagai sosok humoris dan jauh dari angker.

Adalah Megawati Soekarnoputri, wakilnya saat memimpin Indonesia periode 1999-2001, yang menyaksikan kelucuan ayah dari Yenny Wahid ini, dan tentu saja ngakak dibuatnya.

Baca: Chef Juna Berkomentar Soal Toko Kue Tak Terima Order Tulisan Natal, Netizen Geram

Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. (kanan) Lukisan Gus Dur saat mengenakan busana Cheongsam.
Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. (kanan) Lukisan Gus Dur saat mengenakan busana Cheongsam. (kompas.com)

Salah satunya, pada momentum jelang Pemilu 1997.

Saat itu, Gus Dur pergi ke banyak tempat bersama Siti Hardianti Rukmana alias Mbak Tutut.

Gus Dur membawa Tutut masuk ke kantong-kantong massa Nahdlatul Ulama seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga Lampung, dan memberi angin bagi Tutut untuk menarik warga Nahdliyin agar memilih Golkar.

Megawati saat itu menyerukan kepada para pendukungnya untuk golput, tak memilih pada Pemilu 1997.

Gus Dur pun kebakaran jenggot dan mengecam pernyataan Megawati.

Hubungan Gus Dur-Megawati menegang.

Sikap Gus Dur yang mengecam pernyataan Megawati kemudian mengundang antipati kalangan prodemokrasi.

Gus Dur dicoret dari jajaran tokoh prodemokrasi.

Tak hanya itu, kedekatan dengan Tutut berimbas pada sikap tegas Gus Dur membiarkan Megawati berjuang sendirian.

Saat peristiwa 27 Juli 1996 atau yang kerap disebut "Kudatuli", Gus Dur menganjurkan Megawati untuk tidak melawan dan rujuk dengan pemerintah.

Setelah itu hubungan keduanya kembali rekat. Terbukti mereka bisa menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia periode 1999-2001.

"Biasanya kalau saya berantem dengan beliau, terus saya gak mau ketemu. Purik (ndongkol, red). Saya tahu pasti nanti saya menang," katanya.

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarnoputri memberi sambutan saat acara deklarasi di Kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Jakarta, Rabu (14/5/2014).
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarnoputri memberi sambutan saat acara deklarasi di Kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Jakarta, Rabu (14/5/2014). (KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO)

"Karena apa, pasti nanti Gus Dur telepon. 'Mba, lagi opo', 'di rumah mas'. 'Bikinkan saya nasi goreng ya, saya sudah di depan pintu rumah'," ujar Megawati.

Putri Presiden Soekarno ini pun mau tidak mau membikin nasi goreng pesanan Gus Dur.

"Ya kalau baikan ya begitu, ya tentunya terpaksa toh saya bikin nasi goreng," katanya .

Mengenang keakraban keduanya, pada hari  haul Gus Dur, akun Twitter @syukron_dosi memposting foto Gus Dur bersama Megawati saat masih muda.

Foto itu ternyata menyimpan kenangan lucu diantara Gus Dur dan Megawati.

""Mbak saya dapat salam tempel dari umat." ujar Gus Dur kala ziarah ke Makam Sunan Ampel. "oleh piro MasDur," tanya Mega. Setelah dibuka amplop itu ternyata uang sebesar Rp 5000. "Keduanya lalu tertawa" #SewinduGusDur #HaulGusDur @AlissaWahid" cuit @syukron_dosi.

Foto ini adalah karya Dodo Hawe (fotografer SURYA).

Di foto itu terlihat Megawati tertawa lebar saat Gus Dur memamerkan uang recehan Rp 5.000.

Menurut Dodo Hawe, momen pertemuan Megawati dan Gus Dur yang diabadikannya itu terjadi pada 1994.

Saat itu kedua tokoh tersebut sedang menjadi incaran rezim Orde Baru.

Makanya, pertemuan keduanya dikemas dalam bentuk ziarah ke makam Sunan Ampel Surabaya.

Sebagai jurnalis foto, Dodo yakin momen itu layak untuk diabadikan.

Makanya ia rela menyanggong pertemuan itu hingga larut malam.

Namun tepat pukul 00.30 WIB, Dodo Hawe yang punya nama lengkap Wahyudi Hari Widodo ini melihat kedua tokoh tersebut berada di musala areal makam, dekat tempat wudu.

dodo hawe di depan foto gus dur (Surya)
dodo hawe di depan foto gus dur (Surya) ()

Di situ Gus Dur bercerita kepada Megawati, dirinya baru saja menerima salam tempel dari warga NU.

Uang itu lantas ia pamerkan ke Megawati Soekarnoputri.

"Saat Gus Dur memamerkan uang itulah, saya ambil gambarnya. Saya bahkan sempat terjatuh sebelum menjepretnya,” kata Dodo Hawe.

Dodo berkisah, selain foto Gus Dur memamerkan uang Rp 5.000, masih puluhan foto karyanya dipamerkan untuk meramaikan Muktamar NU ke-33 di Jombang ini.

“Hasil jepretan saya paling banyak jumlahnya karena hasil karya teman-teman lain banyak sudah hilang negatifnya. Maklum saja, saat itu masih menggunakan kamera analog, dan teman-teman tidak rajin mengarsip,” tutur Dodo.

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved