15 Orang Dieksekusi Mati di Mesir untuk Kekerasan di Semenanjung Sinai!
Mereka dihukum karena serangan yang dilakukan pada tahun 2013 melawan militer Mesir di Semenanjung Sinai
Penulis: Rika Apriyanti | Editor: Rika Apriyanti
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID -- Pihak berwenang Mesir telah menggantung 15 pria di bagian utara negara tersebut sebagai bagian dari kebijakan yang dianggap kontroversial.
Dilansir dari Aljazeera pada Rabu (27/12/2017) orang-orang tersebut dihukum karena serangan yang dilakukan pada tahun 2013 melawan militer Mesir di Semenanjung Sinai yang mengakibatkan kematian tentara dan penghancuran kendaraan.
Mereka dianggap sebagai bagian dari Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL) group yang ada di Mesir.
Pejuang yang berafiliasi dengan ISIL telah meningkatkan serangan mematikan di Sinai dalam beberapa tahun terakhir, yang menimbulkan kerugian besar pada militer Mesir maupun warga sipil.
Baca: Wanita Misterius Dilaporkan Berjalan ke Laut Dini Hari, Tim SAR Binggung, Ini yang Mereka Temukan
Serangan baru-baru ini terhadap sebuah masjid di Sinai Utara menewaskan lebih dari 300 orang dan secara luas dikaitkan dengan ISIL, yang juga dikenal sebagai ISIS, walaupun kelompok tersebut tidak mengklaim tanggung jawabnya.
Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi telah memerintahkan pasukan keamanan untuk menghentikan kampanye dengan "kekuatan brutal".
Ada yang mengatakan eksekusi hari Selasa adalah contoh lain pelanggaran hak asasi manusia di bawah Sisi, yang merebut kekuasaan dari Mohamed Morsi yang terpilih secara demokratis dalam kudeta yang didukung militer 2013.
Menurut angka dari Ornell University's Death Penalty Worldwide, sebuah proyek yang dirancang untuk menginformasikan para pembuat kebijakan, hakim, ilmuwan dan lainnya, tahun-tahun sejak Sisi mendapat kekuasaan telah melihat peningkatan eksekusi yang tajam.
Baca: Ngeluruk ke Kantor DPRD, Rekanan Minta Anggota Dewan Lakukan Hal Ini
Dari tahun 2011, dimana mantan Presiden Hosni Mubarak digulingkan, hingga 2013, Mesir hanya mengeksekusi satu orang.
Mulai tahun 2014, Mesir mengeksekusi 14 orang.
Tahun berikutnya, 22 orang dieksekusi lagi, sedikitnya 44 orang dieksekusi pada 2016.
Sampai Selasa, Mesir telah mengeksekusi satu orang tahun ini.
Pada pemerintah Sisi juga terjadi peningkatan tindakan keras terhadap wartawan dan komunitas LGBTQ di Mesir.
Wartawan Al Jazeera Mahmoud Hussein telah dipenjara di sana lebih dari setahun.
Reporter Without Borders menempatkan Mesir di 161 dari 180 negara dalam hal kebebasan pers.
Baca: Berita Foto: Libur Panjang, Parkiran Motor di Central Plaza Meluber Hingga Depan Ruko
Terlepas dari kekhawatiran ini, Mesir terus menerima bantuan militer dari AS, yang berencana untuk memberikan lebih dari $ 1,38 miliar kepada negara tersebut selama tahun depan.
"Masyarakat internasional, khususnya sekutu Mesir, harus mengutuk pembunuhan tersebut," kata Foa of Reprieve.
"Komisi Eropa dan negara-negara anggota harus segera meninjau kembali bantuan mereka ke pengadilan Mesir, yang bertanggung jawab atas kekejaman ini."
(Tribunnews/ Rika Apriyanti)