"Setelah Mengubur Anakku, Mungkin Aku Akan Mengubur Ayahku," Ujar Ibu yang Keluarganya Sakit Parah

Dia menghadapi kemungkinan akan mengubur kedua orang yang disayanginya itu beberapa minggu selang satu sama lain.

Penulis: Vika Widiastuti | Editor: Vika Widiastuti
Daily Mail/Facebook
Seorang ibu membagikan foto memilukan menyoroti dampak kanker yang menghancurkan keluarganya 

Kedua pahlawan saya pergi pada tahun yang sama.

Bagaimana ini bisa terjadi pada kita?

Mengapa mereka harus meninggalkan kita?

Apa yang harus saya lakukan?

Saya tak mau percaya ada alasan untuk ini.

Dunia ini tempat yang mengerikan.

Seorang ibu membagikan foto memilukan menyoroti dampak kanker yang menghancurkan keluarganya
Seorang ibu membagikan foto memilukan menyoroti dampak kanker yang menghancurkan keluarganya (Daily Mail/Facebook)

Keluarga ini kemudian mendapat sedikit harapan mendengar tentang penelitian perawatan yang revolusioner di Meksiko.

Mereka saat ini mengumpulkan sumbangan melalui halaman GoFundMe dan berusaha mengumpulkan 300 ribu US $ atau sekitar Rp 4 Miliar untuk prosedur itu.

Perawatan yang tidak terjangkau asuransi itu selama ini yang telah dijalaninya telah menghabiskan hampir 30 ribu US $ atau sekitar Rp 400 juta.

Pada Senin, Ally menuliskan putrinya masih bersamanya.

Braylynn masih di sini, nadinya masih kuat, organnya masih normal

Mungkin perlu beberapa hari karena semuanya akan sempurna pada hari besarnya sampai saat itu, dia masih bersama kita, masih berjuang, tetap kuat.

Ally mengatakan sekarang dia bertekad meningkatkan kesadaran dan pendanaan untuk penyakit putrinya dan membuat sebuah halaman Facebook yang disebut Batalyon Braylynn.

Baca: Adik Ketua MPR Pakai Ilmu Ini Atasi Kader Membelot di Pemilihan Gubernur

Seorang ibu membagikan foto memilukan menyoroti dampak kanker yang menghancurkan keluarganya
Seorang ibu membagikan foto memilukan menyoroti dampak kanker yang menghancurkan keluarganya (Daily Mail/Facebook)

Gadis kecilku layak hidup dan bahagia. Begitu juga setiap anak lain yang berjuang menghadapi DIPG.

Kita harus mengakhiri ini. Tidak ada lagi anak-anak yang bisa terkena penyakit ini dan harus meninggal karenanya.

Kita harus mencai obat, bukan pembalut luka.

Anak-anak ini pantas mendapatkan lebih dari itu, suatu hari nanti seserang perlu mencari pengobatannya.

(Tribunnews/Vika Widiastuti)

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved