Herman HN: Jadi Pemimpin Jangan Arogan
Menurutnya, pimpinan harus mampu mengayomi bawahan, bukan menekan tetapi menasehati.
Penulis: hanif mustafa | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribun Lampung Hanif Mustafa
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Menanggapi beredarnya video viral adu jotos yang nyaris terjadi antara kepala dinas Kepala Dinas Tata Kota dan pemukiman Bandar Lampung Effendi Yunus dengan Wakil Walikota Yusuf Kohar, Walikota Herman HN mengaku sudah memanggil Kepala Dinas Tata Kota dan Pemukiman.
"Sudah saya panggil kepala dinasnya, udahlah ribut ributnya," ungkap Herman HN saat melakukan sidak di gedung baru pelayanan satu atap, Kamis 18 Januari 2018.
Baca: Impian Mustafa dan Muchtar Kantongi Rp 30 Juta Pupus, Aksinya Terendus Polisi di Bakauheni
Meski demikian Herman HN mengakui yang mengawali keributan ini adalah Wakil Wali kota Yusuf Kohar. Maka Herman HN berpesan agar menjadi pimpinan tidak arogan.
Baca: Dua Pejabat Kota Nyaris Adu Jotos, Anggota Dewan Tanggapi Begini
"Tapi yang ngawali pak wakil, inilah jadi pemimpin jangan arogan ya," sebutnya.
Menurutnya, pimpinan harus mampu mengayomi bawahan, bukan menekan tetapi menasehati.
"Bawahan itu namanya bawahan, harus kita ayomi, bagaimana kerjanya supaya baik, bagus, dinasehati, itu kerjaan pimpinan, bukan pimpinan ngajak berantem, ini kan di pemerintah, diswasta pun tidak boleh yang begini," tuturnya.
Masih kata dia, pemerintahan ini ada aturan dan juga mekanismenya.
"Kalau wakil dipanggil (terkait masalah perselisihan) pasti tidak mau datang, dia musuhin saya, gimana, tapi saya himbau jangan arogan jadi pemimpin itu," ujarnya.
Herman HN berharap tidak ada lagi namanya pertikaian antara atasan dan bawahan.
"Mudah-mudahan enggak berantem lagi lah, masa saya mau cuti ada yang berantem, delapan tahun jadi Walikota gak ada yang berantem berantem," tutupnya.