Banyak Donatur Bingung Salurkan Bantuan, Mahasiswa Ini Bangun Aplikasi Mobile Panti Asuhan
SIG rancangan Agus memiliki fitur-fitur di antaranya berita terbaru seputar panti asuhan misalnya donasi yang dibutuhkan, informasi jumlah penghuni.
Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: nashrullah
Laporan Wartawan Tribun Lampung Eka Ahmad Solichin
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Begadangan hingga larut malam tetap dilakoni Ki Agus Ahmad Zulfikar agar aplikasi buatannya segera rampung dan bisa dinikmati masyarakat.
Mahasiswa Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya ini berinisiatif merancang bangun Sistem Informasi Geografis (SIG) lokasi panti asuhan di Kota Bandar Lampung berbasis mobile.
Baca: Kejam! Ibu di China Seret Anak yang Dituduh Mencuri Pakai Sepeda Motor
Baca: Gara-gara Ponsel, Perempuan Ini Bikin Terlambat Jadwal Kereta di Empat Rute Sekaligus
Sistem Informasi Geografis (SIG) lokasi panti asuhan di Kota Bandar Lampung ini merupakan aplikasi yang menampilkan data berupa peta lokasi, rute tercepat dan informasi terkait panti asuhan di Bandar Lampung.
SIG rancangan Agus memiliki fitur-fitur di antaranya berita terbaru seputar panti asuhan misalnya donasi yang dibutuhkan, informasi tentang anak-anak panti asuhan.

"Kemudian, syarat mengadopsi anak yatim piatu, serta lokasi terdekat atau rute tercepat menuju panti asuhan dari lokasi keberadaan user," terangnya, Rabu (17/1/2018).
Pria kelahiran 1995 ini melanjutkan, data panti asuhan yang dimuat pada aplikasi ini berdasarkan data yang terdaftar di Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandar Lampung.
Agus menceritakan, proyek yang merupakan tugas akhir kuliah ini terinspirasi dari banyaknya masyarakat yang ingin menyumbang ke panti asuhan namun kebingungan mencari tempatnya.
"Kan kita tahunya panti asuhan yang itu-itu aja. Padahal, selain yang kita tahu itu, ada panti asuhan lain yang lebih membutuhkan. Jadi, gampangannya ingin menginformasikan bahwa panti asuhan itu banyak tidak hanya itu-itu saja," paparnya.
Ia juga sering melihat di Instagram stories ada tentang panti asuhan yang membutuhkan.
Adanya aplikasi ini diharapkan lebih memudahkan para donatur sehingga tidak perlu susah-susah lagi mencari detail alamat panti asuhan dan apa yang dibutuhkan mereka.
"Aplikasi tersebut ditujukan guna membantu dan memudahkan masyarakat untuk mengetahui lokasi dan informasi panti asuhan," tutur Agus.
Menurutnya, SIG lokasi dan informasi panti asuhan rancangannya dapat diakses secara online melalui smartphone serta dapat dijalankan di berbagai sistem operasi (multiplatform).
"Ya penelitian ini saya lakukan sebagai bahan skripsi di Program Studi Sistem Informasi IIB Darmajaya," ungkap Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer IIB Darmajaya ini.
Cari Data Sendiri
Namun di balik kesuksesannya, upaya Agus dalam merealisasikan aplikasi mobile panti asuhan tersebut tidak lah mudah.
Agar data-data dalam aplikasi buatannya valid, Agus langsung turun ke lapangan dan memetakan sendiri panti asuhan yang ada melalui google map.
Agus menceritakan, kesulitan selama mengerjakan rancangannya tersebut yakni saat mencari data jumlah panti asuhan dan berjuang sendiri.
Sebab, waktu itu Dinas Sosial Kota Bandar Lampung hanya menginformasikan bahwa ada sebanyak 60 panti asuhan, namun tidak bisa memberikan data detail.
"Ya waktu itu memang sempat agak kecewa namun alasannya sebenarnya masih logis dan bisa diterima karena data itu tidak boleh sembarangan keluar," ceritanya.
Data jumlah panti asuhan dan anak-anak panti pun, sambungnya, didapat dari informasi ketika benar-benar turun ke lapangan.
Turun lapangan juga dilakukan Agus untuk mendapatkan titik longitude dan latittude panti asuhan supaya dapat dipetakan.
"Info dari Dinsos kan ada sebanyak 60 panti asuhan keseluruhan di Bandar Lampung. Yang saya ambil 20 panti dengan rincian saya cari sampel ambil tiga panti asuhan dengan mendapatkan rincian jumlah anak dan nama-nama anak dan sisanya sebanyak 17 itu hanya titik lokasinya saja," paparnya.
Ia pun mengungkapkan walaupun banyak rintangan yang dihadapi namun tetap semangat dan dijalani dengan sepenuh hati yang akhirnya dapat diselesaikan.
"Aplikasi ini sebenarnya memang baru rancangan awal dan untuk proses pengerjaannya hampir selama tiga bulan karena banyak penambahan-penambahan," jelasnya.(*)