Tanjakan Emen Renggut 27 Nyawa, Keluarga Korban: Lemas Badan Saya
Khodijah sedianya ikut berlibur bersama rombongan ke Ciater, namun urung karena tetangga di depan rumahnya mengadakan pesta hajatan.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID JAKARTA - Firasat dirasakan sejumlah keluarga dan kerabat korban kecelakaan di tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat.
Khodijah, anggota PKK Kelurahan Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, menceritakan rekannya Muliyamah, yang menjadi korban sempat berbeda dari biasanya.
Saat itu, Khodijah dan rekannya, Muliyamah, bertemu untuk membuat foto profil lomba Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) Tangerang, Jumat (9/2/2018).
Kepada TribunJakarta.com, Khodijah mengatakan Muliyamah merasakan tangannya dingin tanpa sebab.
"Iya waktu itu dia bilang ke saya, tangan saya kok dingin ya, dia bilang juga ngerasa enggak enak," jelas Khodijah, Minggu (11/2/2018).
Khodijah mengatakan Muliyamah merupakan koordinator bus 1.
"Bu Muliyamah itu koordinator bus 1," kata Khodijah.
Khodijah sedianya ikut berlibur bersama rombongan ke Ciater, namun urung karena tetangga di depan rumahnya mengadakan pesta hajatan.
Lain hal dengan Muhaya, seorang wanita yang mengatakan anak laki-lakinya ikut dalam rombongan bus yang terlibat kecelakaan tersebut.
"Firasat saya sudah tidak enak, mau ngelarang tapi tidak bisa," ucap Muhaya kepada TribunJakarta.com
Anak laki-laki Muhaya, berada di dalam daftar korban yang menderita luka ringan.
Muhaya awalnya mendapat kabar bahwa anaknya berada di bus nomor tiga.
Setelah mendapat informasi lebih lanjut, anak laki-lakinya berada di dalam bus yang mengalami kecelakaan.
"Ketika mendapat kabar anak saya berada di bus nomor 1, badan saya langsung lemas dan keringat dingin," ujar Muhaya.
Kecelakaan tragis di Tanjakan Emen, Kampung Cicenang, Desa Ciater, Ciater, Kabupaten Subang, Sabtu (10/2/2018), memakan korban jiwa.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/bus-terguling_20180211_095135.jpg)