Noviana Tak Kapok Geluti Pencak Silat Meski Sempat Cidera Parah
Menurutnya walaupun Pencak Silat merupakan olahraga keras, tapi tetap ia jalani karena dari sisi lain mengajarkan banyak hal.
Penulis: andreas heru jatmiko | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribun Lampung Andreas Heru Jatmiko
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - "Jangan Pernah Menyerah Sebelum Berperang dan Jangan Berhenti Sebelum Berhasil" ungkapan itu menjadi pegangan gadis bernama Noviana (21) yang menggeluti salah satu cabang olahraga Pencak Silat.
Menurutnya walaupun Pencak Silat merupakan olahraga keras, tapi tetap ia jalani karena dari sisi lain mengajarkan banyak hal.
Baca: Astaga! Dibantu Stafnya, Kepsek Ini Gunakan Data Siswa Meninggal Sebagai Bahan Korupsi
Novianti menceritakan bahwa ia sempat cidera cukup parah, yaitu bagian mata kaki geser dan harus menepi selama tiga bulan karena cidera tersebut. Namun hal tersebut tidak mematahkan semangatnya untuk terus berkecimpung dalam olahraga Pencak Silat.
Baca: Hadiri Penghargaan Bergengsi, Baju yang Dikenakan Kate Middleton Dinilai Salah Kostum, Kok Bisa?
"Saya pernah cidera parah sekitar tahun 2016, yaitu mata kaki saya geser, jika geser jelas kaki juga ikut geser juga. Rasanya memang gak karuan, sakit sekali. Namun hal itu gak surutkan saya buat terus menggeluti Pencak Silat. Justru ingin cepat sembuh dan mengukir prestasi lebih baik lagi, " ujar gadis semester satu Jurusan Pendidikan Jasmanai Universitas Lampung itu.
Novi mengatakan untuk pemulihan cidera tersebut kurang lebih selama tiga bulan. Keinginan dan niat yang besar untuk segera pulih membantunya dalam proses pemulihan cidera tersebut. Selian menjalani pengobatan dan terapi khusus.
"Saya butuh kurang lebih tiga bulan untuk sembuh total hingga benar-benar siapp untuk berlatih kembali jika hanya setengah-setengah justru malah sulit sembuh atau bahkan lebih lama untuk sembuh. Ya karena niat saya besar jelas membantu saya untuk cepat pulih, " ujar Novi.
Novi menambahkan bahwa menggeluti Pencak Silat sejak duduk di kelas 3 Sekolah Menengah Pertama. Sementara terakhir kali mendapat juara ketika ada kejuaraan Pekan Olahraga Provinsi Lampung November hingga Desember akhir tahun lalu dengan menyabet medali emas di kelas 50-55 Kg.
"Saya terjun ke Pencak Silat ketika duduk di kelas 3, SMP. Kalau prestasi terakhir dapat medali emas Kejuaraan Porprov 2017 yang lalu, turun di kelas 50-55 Kg mengalahkan peserta dari Lampung Timur, Metro dan Tanggamus, " ujar Novi.
Novi mengatakan bahwa melakukan persiapan kurang lebih selama enam bulan ketika menghadapi Porprov pada akhir tahun lalu. Mulai dari persiapan fisik hingga ke teknik dalam bertanding.
" Jadi untuk penghadapi Porprov 2017 yang lalu saya persiapan sekitar enam bulan, kurang lebih segitu. Mulai dari persiapan fisik, saya lari kurang lebih 2,5 Km, shit up, push up dan juga teknik di pukulan dan tendangan," ujar gadis yang tinggal di daerah Darussalam itu.
Novi mengaku sebelum pertandingan sempat merasa gugup atau grogi, namun ia mengatasinya dengan lebih bersantai dan bercanda dengan teman-teman sehingga rasa tersebut segera hilang dan bisa lebih berkonsentrasi ke pertandingan yang akan berlangsung.
"Grogi jelas, itu pasti. Saya tiap akan tanding pasti grogi, jadi ya atasinya dengan lebih santai atu relaks aja atau bercanda dengan teman-teman satu kontingen. Jadi nanti pas mau tanding sudah fokus dan siap tanding," ujar Novi.
Orangtua Novi, Masna (49) mengatakan awalnya melarang untuk terjun ke olahraga Pencak Silat karena termasuk dalam olahraga beladiri yang berkaitan dengan fisik, sedangkan buah hatinya seorang perempuan. Seharusnya memilih olahraga yang lebih ke ketrampilan atau yang semacamnya.
"Dia kan perempuan masak pilih pencak silat. Apalagi saya takut banget kalau dia itu kenapa-kenapa, jadi memang saya larang waktu pertama itu. Ya tapi namanya anak kan, dipaksa juga ya gak baik karena itu pilihan dia sendiri. Hanya pesen ati-ati aja dan jaga diri, " kata Masna.
Sementara ayah Novi, Sarman (60) mengatakan bahwa awalnya melarang keras pilihan anaknya itu. Karena benar-benar takut anak perempuannya mengalami cidera atau luka saat latihan atau pertandingan.
"Saya sempat melarang keras, sama seperti ibunya. Karena takut dia kenapa-kenapa, atau cidera, luka habis latihan atau tanding. Tapi sekarang apa yang terbaik buat Novi, saya dukung. Walaupun tahun 2016 sempat cidera parah dan saya minta untuk berhenti. Tapi ia pernah ngomong kalau ingin banggakan keluarga lewat prestasi dia di Pencak Silat, " kata Sarman.
Prestasi Noviana antara lain, meraih Medali Perak Kejuaraan Porkot Tahun 2012, Medali Emas Seleksi Porprov Tahun 2014, Medali Perak Kejuaraan Porprov 2014, Medali Emas Seleksi Porwil Tahun 2015, Medali Emas Dandin Cup Tahun 2015,Juara I Seleksi Porprov 2017, Medali Emas Porprov 2017.
