Titik Nadir Hutan Amazon

Jika penebangan hutan bertambah 20% dari sekarang, hutan Amazon akan mencapai “titik punah".

Editor: Yoso Muliawan
Thinkstock/National Geographic
Hutan Amazon 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Hutan-hutan di dunia sedang mengalami penyusutan. Selama beberapa tahun, hutan-hutan merasakan dampak akibat perbuatan manusia.

Menurut studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Science Advances, hutan-hutan di dunia akan mencapai titik krisis.

Jika penebangan hutan bertambah 20% dari apa yang sudah dilakukan sekarang, maka Hutan Amazon mungkin akan mencapai "titik punah, di mana tidak bisa kembali lagi seperti semula".

Thomas Lovejoy dan Carlos Nobre, editor Science Advances, secara konkret menetapkan titik krisis tersebut. Ia juga mengidentifikasi apa yang harus dilakukan agar bisa mencegahnya.

Pada dasarnya, patut diketahui sejauh mana penebangan hutan mencapai batasnya, sebelum siklus air hujan tidak bisa lagi mendukung ekosistem di dalamnya.

"Jika iklim berubah karena penggundulan hutan atau pemanasan global, ada risikonya. Lebih dari 50% hutan di Amazon akan berganti menjadi padang rumput," jelas Nobre.

Nobre mengungkapkan, dalam 50 tahun terakhir, penebangan hutan telah merusak 17% vegetasi Amazon. Jika ada tambahan 3% lagi, maka hutan hujan tidak akan bisa diselamatkan.

Meskipun penebangan hutan menimbulkan risiko sangat parah dan dalam jangka waktu pendek, tetapi itu bukan satu-satunya ancaman bagi ekosistem hutan. Perubahan iklim dan penggunaan api juga memiliki peran besar atas kehancuran hutan.

Selain berpotensi menghancurkan apa yang ada di dalamnya, termasuk satwa liar yang tinggal di sana, kerusakan hutan juga berdampak buruk pada populasi manusia di Amerika Selatan.

Intervensi manusia yang tepat bisa membantu menyelamatkan Hutan Amazon dari malapetaka. Meskipun belum mencapai "titik kehancuran dan tidak bisa kembali lagi", namun kita perlu wasapada terhadap prediksi suram dari para peneliti. 

(Sumber: Science Alert)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved