Gaya Pacaran Cassandra Lee-Randy Martin Dianggap Kebablasan, Ini Cara Pacaran yang Sehat

Gaya Pacaran Cassandra Lee-Randy Martin Dianggap Kebablasan, Ini Cara Pacaran yang Sehat

Penulis: taryono | Editor: taryono
Instagram
Cassandra Lee dan Randy Martin 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Gaya pacaran pasangan artis Cassandra Lee (17) dan Randy Martin (19) disorot netizen karena dianggap kebablasan.

Salah satu foto yang mendapat sorotan adalah foto perayaan usia pacaran mereka yang menginjak dua tahun pada akhir 2017 lalu.

Randy dan Cassandra memajang gambar mereka tengah makan malam romantis alias candle light dinner.

Di meja makan tampak dekorasi bunga-bubga putih dan lilin.

Randy Martin terlihat menggenggam tangan Casssandra sambil menatapnya lekat-lekat.

Foto itu pun dibanjiri komentar warganet yang menilainya berlebihan.

Namun, Cassandra tak ambil pusing.

"Enggak mau ambil pusing. Soalnya enggak begitu penting. Buat aku ya kalau mereka enggak suka sama aku ya enggak apa-apa," ujarnya.

Ia mengaku dulu sering membalas komentar pedas warganet. Namun, sekarang Cassandra belajar tak peduli.

Baca: Begini Gaya Hidup Ruben Onsu Usai Tumbang Akibat Kekurangan Protein 

Baca: Canangkan Gerakan 2019 Ganti Presiden, Inilah Sosok Mardani Ali Sera

Baca: Awas Tertipu Promo Harga Murah, Ini Besar Standar Biaya Umrah dari Kemenag 

Baca: Tak Disangka, 4 Seleb Bollywood Ini Nekat Kawin Lari Demi Cinta Sejatinya

"Sekarang udah enggak. Sekarang kan udah lebih dewasa. Biasa aja, papa mamanya Randy, adik-adiknya semua saling support. Dan mama aku juga semua have fun aja," ujarnya.

Lalu bagaimana sih cara pacaran yang sehat?

Menurut psikolog Roslina Verauli, seperti dilaporkan Kompas com, kegiatan pacaran dimaksudkan sebagai kegiatan yang akrab antara dua orang yang tertarik satu sama lain.

Berdasarkan sejumlah riset, kegiatan pacaran ditujukan antara lain untuk bersenang-senang, mengenal lawan jenis lebih dalam, memperluas jaringan pergaulan, hingga untuk status sosial saja.

Verauli mengatakan, tidak semua pacaran didasari oleh rasa cinta.

"Ada juga kegiatan pacaran yang dilakukan demi alasan finansial karena bisa memperoleh bermacam fasilitas dengan gratis, alias bermodus," kata psikolog anak dan remaja ini.

Tak bisa dipungkiri, saat ini gaya berpacaran remaja sudah semakin permisif.

Berpelukan, berciuman, rabaan, bahkan hubungan seksual, dianggap sebagai bentuk kasih sayang terhadap lawan jenis.

"Pengetahuan akan seks pada remaja masih sangat kurang sehingga menyebabkan persepsi yang salah. Para remaja masih belum bisa membedakan antara cinta, seks, dan pacaran. Mereka masih menganggap bahwa seks merupakan manifestasi dari cinta," katanya.

Senada dengan Verauli, psikolog Anna Surti Ariani atau akrab disapa Nina, juga menegaskan pentingnya pengetahuan seksual.

“Remaja harus punya pengetahuan bahwa apa efeknya jika ia melakukan seks. Ia juga harus punya keyakinan kalau tubuhnya berharga, tidak untuk dirusak atau dirugkan dengan cara-cara seperti itu,” terang Nina.

Keyakinan untuk menjaga dirinya sendiri dan orang lain juga perlu dimiliki oleh remaja.

“Saya menghargai tubuh saya berarti saya tidak mau mencelakai tubuh saya, saya juga menghargai tubuh orang lain. Saling menghargai sebagai ciptaan Tuhan,” lanjutnya.

Sebagai pendidik utama bagi anak, orangtua seharusnya jangan menganggap seks itu sesuatu yang tabu untuk dibicarakan.

Justru jika orangtua bersikap tertutup, anak akan mencari informasi dari sumber yang tidak jelas, seperti dari internet atau dari temannya.

Komunikasi mengenai kesehatan reproduksi dan pacaran sehat tentu saja harus dilakukan lewat diskusi yang berkesinambungan, dimulai dari anak pra sekolah sampai mereka usia remaja.

Tentu saja dengan gaya bahasa dan tema seusai dengan usia anak.

Pacaran sehat juga tidak hanya berarti menghindari rangsangan seksual atau hubungan seks saja, tapi juga tidak menyakiti fisik mau pun psikis.

Orangtua dan anak juga bisa menyepakati aturan tentang berpacaran atau pergaulan dengan lawan jenis, misalnya batasan yang tidak boleh dilanggar dan mana yang masih bisa dinegosiasikan.

Jelaskan juga apa konsekuensinya jka anak melanggar.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved