Banyak Terjadi Kecelakaan, Pastikan 5 Hal Ini Sudah Kita Lakukan Saat Mengemudi

Cara mengemudi yang tepat tentu harus kita pahami, untuk menghindari berbagai kemungkinan terburuk.

Editor: Reny Fitriani
Stanly/Otomania
Ilustrasi - Berkendara jaga jarak aman 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Untuk menuju tempat kerja, seringkali kita memilih menggunakan transportasi pribadi, salah satu alasannya adalah karena lebih praktis. 

Cara mengemudi yang tepat tentu harus kita pahami, untuk menghindari berbagai kemungkinan terburuk. 

Baca: GRAFIS: Waspada! Ini Cara Agen Travel Umrah Tipu Jemaah

Baca: Kesal Rumahnya Sering Kecurian, Pria Ini Pasang CCTV. Hasilnya Terkejut Saat Lihat Wujud Pelakunya

Apalagi faktanya, banyak kecelakaan lalu lintas yang melibatkan kendaraan roda empat yang berawal dari kesalahan kecil saat mengemudi. 

Baca: Hati-hati Para Bunda, Inilah 27 Daftar Merek Sarden Makarel yang Mengandung Parasit Cacing!

1. Posisi Duduk 

Tak sedikit pengendara duduk dengan posisi yang tidak pas atau tidak tepat saat mengemudikan mobil. 

Meski terlihat sepele, posisi duduk yang tidak tepat bisa berakibat fatal. 

Sebagai contoh, posisi kaki yang terlalu jauh dari pedal gas, rem, dan kopling (pada mobil bertransmisi manual). 

Pasalnya, jarak yang terlalu jauh ini membuat pengendalian mobil menjadi tak maksimal. 

Bagaimana posisi duduk yang tepat? 

Mudah saja, pastikan posisi sudah membuat kita nyaman, dalam artian kaki bisa menginjak pedal gas, rem, dan kopling tanpa halangan, serta tidak terlalu jauh atau terlalu dekat.  

Sementara posisi tangan yang tepat adalah pada posisi duduk, rentangkan tangan ke depan sampai pergelangan tangan berada di lingkar kemudi. 

Saat menyetir, pegang kuat lingkar kemudi, tangan kiri ada di posisi pukul 9 dan tangan kanan di pukul 3. 

Hindari menyetir dengan hanya satu tangan berada di lingkar kemudi atau dengan posisi telapak tangan terbalik memegang lingkar kemudi. 

Pasalnya, pada saat terjadi situasi mendadak atau darurat, posisi tangan seperti ini akan membuat pengemudi tak bisa mengendalikan setir mobil dengan maksimal.  

Posisi yang pas akan membantu pengemudi bereaksi cepat dan tepat saat terjadi situasi yang tidak diinginkan. 

Nah, dimulai sejak sebelum menyalakan mesin mobil, pastikan posisi duduk kita sudah tepat.  

2. Lampu Hazard 

Kesalahan dalam menyetir lainnya adalah penggunaan lampu. 

Sering, kan, melihat pengemudi mobil di depan yang menyalakan lampu hazard saat berada di perempatan jalan? 

Maksudnya, sih, mau bergerak lurus, tapi justru jadi membingungkan dan membahayakan pengendara di belakang. 

Padahal, tanpa menyalakan lampu hazard pun orang akan tahu bahwa pengemudi di depan akan mengambil jalan lurus.  

Begitu pula saat hujan. 

Menyalakan lampu hazard saat hujan justru bisa berbahaya bagi pengemudi di belakangnya, loh. 

Pasalnya, saat lampu hazard dinyalakan, lampu sein menjadi tidak berfungsi. 

Akibatnya, pada saat mobil bermanuver ke kanan atau ke kiri, apalagi mendadak, pengemudi di belakangnya menjadi sulit mengantisipasi. 

Lampu hazard sebaiknya hanya dinyalakan dalam keadaan darurat, misalnya saat kendaraan mogok atau sedang mengganti ban.   

3. Update Status  

Kebiasaan yang satu ini pasti sudah sering kita temukan. 

Ya, menerima telepon, mengirim SMS, atau mengecek status sambil mengemudi rasanya sudah jamak dilakukan. 

Padahal, apa pun alasannya, menelepon, mengecek SMS, atau update status di ponsel sambil menyetir, akan mengganggu konsentrasi pengemudi.  

Fakta menunjukkan, kehilangan konsentrasi merupakan salah satu penyebab terbanyak kecelakaan lalu lintas. 

Begitu juga penggunaan headset. Bagi sebagian orang, menggunakan headset untuk menerima panggilan telepon saat mengemudi dianggap relatif lebih aman. 

Padahal, efeknya sama saja. 

Pada saat menerima telepon, konsentrasi pengemudi menjadi terganggu dan memperbesar risiko terjadinya kecelakaan

Maka tak heran, ini menjadi kesalahan dalam menyetir yang banyak dilakukan. 

"Saat ini, update status saat mengemudi bahayanya mendekati mabuk saat mengemudi," kata Rick Adam, Vice President of Claims di High Point Auto Insurance, Redbank, New Jersey, AS. 

4. Salah Ambil Lajur  

Rambu lalu lintas yang berbunyi "Lajur kanan hanya untuk mendahului" tentu tak asal dipasang oleh pengelola jalan raya, khususnya jalan bebas hambatan alias tol. 

Lajur sebelah kiri diperuntukkan bagi kendaraan yang berjalan dengan kecepatan rendah, sementara lajur sebelah kanan untuk kendaraan yang berjalan dengan kecepatan lebih tinggi, atau untuk kendaraan yang hendak menyalip. 

Kenyataannya, lajur jalan paling kanan, khususnya di jalan tol, seringkali "dikuasai" oleh kendaraan berkecepatan tinggi, tanpa mau berpindah ke lajur sebelah kiri. 

Malah, ada juga yang asyik melaju di lajur paling kanan dengan kecepatan rendah atau sedang. 

Akibatnya, pengemudi lain yang hendak mendahului pun terpaksa harus mendahului dari sisi kiri. 

Tentu ini berbahaya karena bisa memicu kecelakaan dengan mobil yang melaju di lajur kiri.  

Jadi, saat mengemudi di jalan raya, khususnya jalan tol, pastikan kita berada di lajur yang tepat, yakni di lajur sebelah kiri. 

Jika hendak mendahului mobil di depan, pindahlah ke lajur sebelah kanan kendaraan tersebut, lalu kembalilah ke lajur kiri setelah mendahului.  

5. Jangan Lupakan Perawatan  

Mobil pun butuh perawatan. 

Tak hanya perawatan berkala yang besar-besar, perawatan sehari-hari pun penting. 

Jika tidak, perjalanan kita bisa-bisa terganggu. 

Perawatan kecil misalnya mengecek tekanan angin, lampu rem, tangki bahan bakar, serta kondisi wiper. 

Pada musim penghujan, misalnya, wiper yang rusak atau karet wiper yang sudah keras tentu akan sangat mengganggu keamanan perjalanan kita di tengah hujan deras.  

Selamat berkendara! (Nova.id/Dionysia Mayang)

Sumber: Tabloid Nova
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved