Di Balik Sukses Pep Guardiola, Ada 5 Pemain Top yang Kecewa kepadanya
Pep Guardiola memang pelatih hebat. Ia mengantarkan tiga tim juara liga di tiga negara berbeda.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pep Guardiola memang pelatih hebat. Ia mengantarkan tiga tim juara liga di tiga negara berbeda.
Terbaru, Pep bersama tim Inggris, Manchester City, sukses menggondol gelar Premier League.
Namun, di balik kegemilangan Pep, ada pemain-pemain yang merasakan kekecewaan mendalam kepada pelatih asal Spanyol itu.
Berikut lima pemain top yang sangat kecewa kepada Pep, seperti dirangkum BolaSport.com.
1. Zlatan Ibrahimovic

Kisah kelam Zlatan Ibrahimovic dan Pep Guardiola terjadi di Barcelona.
Ibrahimovic sampai hengkang ke Barcelona dari Inter Milan pada musim panas 2009.
Semula, kedatangan Ibrahimovic ke Camp Nou, markas Barcelona, berjalan lancar. Hingga terjadi sebuah percekcokan dengan Pep.
Ibrahimovic merasa tak terima karena Pep memberi banyak keistimewaan kepada Lionel Messi yang kala itu masih berusia 22 tahun.
"Kami mengubah sistem dan taktik permainan yang celakanya tak berdampak bagus bagi saya," ujar Ibrahimovic dilansir BolaSport.com dari Football Italia.
"Saya lalu berkata kepada Guardiola bahwa dia terlalu mengistimewakan Messi dan mengorbankan pemain lain. Guardiola bilang, dia bisa memahami saya," ucap pemain asal Swedia itu.
Namun, alih-alih memberi solusi, Pep kemudian mengucilkan Ibrahimovic.
"Sejak saat itu, dia tak pernah berbicara kepada saya, bahkan menatap mata saya pun tidak," kata Ibrahimovic.
"Saat saya memasuki ruangan, dia justru berjalan keluar. Saat saya menghampirinya, dia pergi ke tempat lain," imbuhnya.
Tak terima dengan perlakuan Pep, Ibrahimovic memutuskan pindah ke AC Milan dengan status pinjaman pada tahun 2010.
2. Yaya Toure

Kali ini, korban Pep Guardiola adalah pemain asal Pantai Gading, Yaya Toure.
Pep meminggirkan Yaya Toure dari skuat Blaugrana pada tahun 2010.
Yaya Toure pun merasa terasingkan karena perlakuan pelatih asal Catalunya itu.
"Saya tidak berbicara dengan Guardiola selama setahun. Jika dia berbicara dengan saya, mungkin saya akan bertahan di Barcelona," ujar Yaya Toure dilansir BolaSport.com dari Goal.
"Sebenarnya, saya ingin menghabiskan karier di Barcelona. Namun, Guardiola tak punya kepercayaan kepada saya," sambungnya.
Dijadikan pemain kelas dua, Yaya Toure tak nyaman. Hingga akhirnya datang tawaran dari Manchester City yang langsung diambilnya.
"Kapan pun saya bertanya kepada Guardiola, dia selalu memberi jawaban yang aneh," kata Yaya Toure.
"Dia sangat mengabaikan saya hingga datang tawaran dari Man City. Itulah mengapa saya memutuskan untuk pindah," ujarnya.
Sekarang, saat Pep menangani Man City, nasib Toure tak berubah.
Dia hanya bermain 14 kali untuk Man City pada musim ini.
Pemain 34 tahun itu pun kabarnya akan hengkang dari Man City pada musim panas nanti.
3. Joe Hart

Nasib Joe Hart kurang mujur sejak Manchester City ditangani Pep Guardiola.
Menjadi kiper utama Manchester City dalam beberapa musim terakhir, Hart langsung didepak oleh Pep pada musim perdana.
Sebagai gantinya, Pep memboyong kiper Barcelona, Claudio Bravo.
Hart pun tersingkir dari skuat. Ia dipinjamkan ke tim Italia, Torino, lalu ke West Ham United pada musim ini.
Penjaga gawang asal Inggris itu tak mau ambil pusing dengan alasan Pep mendepak dirinya.
"Saya tidak perlu bertanya kenapa dia melakukan itu kepada saya. Yang saya pikirkan hanya pergi dari Man City. Mengapa dan apa tujuan dia melakukan itu, saya tidak mau tahu. Tidak ada bedanya bagi saya," kata Hart dilansir BolaSport.com dari Independent.
"Saya berbohong jika tidak ingin menghabiskan karier di Manchester City. Saya dengan senang hati akan bermain untuk mereka sampai karier saya berakhir," ucapnya.
Setelah kepindahan Hart, Bravo yang diplot sebagai pengganti pun tak bermain maksimal.
Hingga akhirnya, musim ini The Citizens mendatangkan Ederson Moraes sebagai penjaga gawang utama.
4. Dante

Dante salah satu pilar Bayern Muenchen era Jupp Heynckes kala menyabet treble winner musim 2012-2013.
Ia menjadi tandem Jerome Boateng di lini pertahanan Muenchen yang hanya kebobolan 15 gol di Liga Jerman.
Namun, ketika Pep Guardiola ditunjuk menangani Bayern Muenchen pada tahun 2013, Dante disingkirkan.
Pada laga pertama Dante di bawah arahan Pep, pemain asal Brasil itu melakukan gol bunuh diri konyol.
Komunikasi yang salah antara Dante dan kiper Manuel Neuer menyebabkan gol tersebut tercipta.
Kesalahan beruntun yang dilakukan Dante memaksa Pep menggaet Medhi Benatia sebagai pengganti.
Hingga akhirnya, Dante dijual ke Wolfsburg dengan biaya yang tak diketahui.
"Dia tidak berbicara kepada Anda, sehingga sebagai pemain Anda tidak tahu di mana berpijak," ucap Dante.
"Ada pelatih-pelatih yang berkelas dunia dalam hal pendekatan taktik permainan. Namun, tidak bagus dalam menangani orang. Ini kasus yang terjadi dengan Guardiola," katanya.
5. Samuel Eto'o

Hubungan Samuel Eto'o dengan Pep Guardiola bisa dikatakan yang paling sadis.
Awalnya, Pep sudah berencana mendepak pemain asal Kamerun itu sejak ditunjuk menjadi pelatih. Namun, Eto'o memilih bertahan.
Pep lalu menggunakan cara kasar untuk menyingkirkan Eto'o dari Camp Nou.
"Dia mengambil keputusan yang tidak masuk akal. Dia cuma berlandaskan pada perasaan dan emosi saja," ujar Eto'o dilansir BolaSport.com dari Goal.
"Pertama-tama, saya mengingatkan Guardiola bahwa dia tak pernah dikenal sebagai pemain hebat. Dia cuma cukup bagus. Sementara sebagai pelatih, dia tak menunjukkan kualitas," kata Eto'o lagi.
Keretakan hubungan antara Pep dan Eto'o berusaha ditengahi Xavi Hernandez.
Namun, Eto'o tetap enggan memperbaiki hubungan dengan Pep.
"Xavi bilang bahwa mereka ingin saya bertahan. Namun, saya diminta berbicara kepada Pep. Saya bilang, 'Tidak. Jika Anda tidak menghormati saya, saya tidak akan menghormati Anda!'," tegas Eto'o.
Pada tahun 2009, Eto'o pun angkat kaki dari Barcelona.
Setahun berikutnya, 2010, Inter bersua dengan Barcelona pada babak semifinal Liga Champions.
Partai tersebut berakhir untuk kemenangan Inter yang berhak tampil di final hingga akhirnya jawara dengan mengalahkan Bayern Muenchen 2-0.
Usai laga, Pep dan Eto'o tampak berjabat tangan. Namun, menurut Eto'o, itu hanya pencitraan semata.
"Dia menjabat tangan saya ketika saya di Inter yang bermain melawan Barcelona. Namun, itu hanya di depan kamera televisi," ucap eks pemain Chelsea itu.
"Di belakang layar sebelum pertandingan, dia tidak menyapa saya sekali pun," tukas Eto'o.
(Jalu Wisnu Wirajati/Dari berbagai sumber)