Mundur dari Real Madrid, Zinedine Zidane Simpan Kisah Pilu dan Jadi Muslim Berpengaruh di Dunia

Mundur dari Real Madrid, Zinedine Zidane Simpan Kisah Pilu dan Jadi Muslim Berpengaruh di Dunia

Penulis: wakos reza gautama | Editor: wakos reza gautama
ANGEL MARTINEZ/REAL MADRID
Pelatih Real Madrid Zinedine Zidane berpose dengan trofi Piala Super UEFA setelah timnya mengalahkan Manchester United 2-1 di Stadion Nacionalna Arena Filip II Makedonski, Skopje, Rabu (9/8/2017) 

Hal itu diulangi pada dua musim berikutnya. Berdasar data dari Sky Sports, Zidane total telah 149 kali menukangi Real Madrid.

Baca: VIDEO: Bawa 3,5 Sabu, Dua Kurir Ini Dapat Imbalan Rp 90 Juta

Sebanyak 104 laga di antaranya berakhir dengan kemenangan.

Total delapan gelar bergengsi dipersembahkan Zidane.

Rinciannya adalah: tiga gelar Liga Champions, dua trofi Piala Dunia Klub dan Piala Super Eropa, serta masing-masing satu kali gelar juara Liga Spanyol dan Piala Super Spanyol.

Di balik kesuksesannya, ternyata kehidupan Zidane menyimpan cerita pahit. 

 
Zinedine Yazid Zidane lahir pada 23 Juni 1972 di La Castellane, Marseille, di Perancis Selatan.
Zidane adalah keturunan Aljazair. Orangtuanya, Smaïl dan Malika, beremigrasi ke Paris dari desa Aguemoune di wilayah berbahasa Berber di Kabylie di Aljazair utara pada tahun 1953 sebelum dimulainya Perang Aljazair.
Menetap di distrik utara kota Barbes dan Saint-Denis, orangtua Zidane kesulitan mendapatkan pekerjaan.
Pada pertengahan 1960-an, mereka pindah ke pinggiran Marseille utara La Castellane di arondisemen ke-16 Marseille.
Pada tahun 1972, Zidane lahir di sana sebagai bungsu dari lima bersaudara.
Ayahnya bekerja sebagai penjaga gudang dan penjaga jam malam di sebuah department store, sementara ibunya adalah seorang ibu rumah tangga.
Keluarga itu menjalani hidup yang cukup nyaman menurut standar lingkungan, yang terkenal di seluruh Marseille karena tingkat kejahatan dan penganggurannya yang tinggi.
Di Castellane itulah, Zidane mengenal sepakbola. Saat usia lima tahun, Zidane bermain sepakbola bersama teman-teman di lingkungan tempatnya tinggal.
Pada usia sepuluh tahun, Zidane mendapatkan lisensi pemain pertamanya setelah bergabung dengan tim junior klub lokal dari Castellane dengan nama US Saint-Henri.
Setelah menghabiskan satu setengah tahun di US Saint-Henri, Zidane bergabung dengan SO Septèmes-les-Vallons ketika pelatih Septèmes Robert Centenero meyakinkan direktur klub untuk mendapatkan Zidane.
Zidane tinggal dengan Septèmes hingga usia 14 tahun, pada saat itu ia dipilih untuk menghadiri kamp pelatihan tiga hari di CREPS (Pusat Regional Olahraga dan Pendidikan Jasmani) di Aix-en-Provence, salah satu dari beberapa lembaga sepakbola semacam itu oleh Federasi Sepakbola Prancis.
Di sinilah Zidane ditemukan oleh pramuka AS Cannes dan mantan pemain Jean Varraud, yang merekomendasikannya kepada direktur pusat pelatihan klub.
Disitulah kariernya terus menanjak hingga akhirnya menjadi pesepakbola legenda. 

500 Muslim Berpengaruh Dunia

Pusat Studi Startegis Agama Islam (MABDA) yang berada di Yordania merilis daftar 500 muslim berpengaruh di dunia edisi 2018 pada 7 November 2017.

Menariknya, dalam daftar 500 nama yang dirilis tahun ini, terdapat nama pelatih Real Madrid, Zinedine Zidaene.

Zidane yang baru tangani Real Madrir pada tahun 2016 memang menjadi salah satu pelatih fenomenal di El Real dengan persembahan tujuh trofi domestik dan internasional.

Baca: Hari Lahir Pancasila - Ada Penyesalan dan Airmata Kasman Singodimejo di Balik Lahirnya Pancasila

Lantas, apa yang membuat Zidane terpilih dan masuk menjadi salah satu di antara 500 nama tersebut?

Dilansir BolaSport.com dari situs resmi penghargaan ini, prestasi Zidane di dunia sepak bola dan sikap sang manajer sebagai pribadi muslim menjadi alasan kuat nama Zidane terpilih.

Zidane memang terkenal punya prestasi gemilang selama menjadi pemain sepak bola.

Manajer yang miliki nama muslim Zinedine Yazid Zidane ini telah juarai Liga Italia bersama Juventus dan Liga Spanyol bersama Real Madrid.

Selain itu, Zidane juga bawa Prancis juara Piala Dunia tahun 1998 dan Euro 2000. 

Zinedine Zidane, dalam laga perempat final Piala Dunia 1998 di Stadion Stade de France, Prancis, pada 3 Juli 1998." />
 

Selain prestasinya, ternyata Zidane juga dikenal sebagai muslim yang taat.

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved