Kala 43 Muralis se-Lampung Coret-coret Dinding Underpass

Sunday Street Jamming diharapkan bisa membuka pandangan baru bahwa seni untuk mengeksplor, bukan merusak.

Penulis: hanif mustafa | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribun Lampung/Hanif Mustafa
Para muralis melukis di dinding underpass Jalan Soekarno-Hatta, Kampung Baru, Bandar Lampung, Minggu, 19 Agustus 2018. 

Laporan Reporter Tribun Lampung Hanif Mustafa

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Tembok underpass Jalan Soekarno-Hatta, Kampung Baru, Bandar Lampung sepanjang 150 meter menjadi ”kanvas” bagi 43 muralis, Minggu, 19 Agustus 2018.

Para muralis ini mempercantik tembok kosong dalam gelaran Sunday Street Jamming 5 yang dihelat setiap tahunnya.

Setidaknya ada 75 kilogram cat tembok ditambah 774 kaleng cat semprot untuk menghias dinding flyover.

Dede Rejeki Saputra, ketua panitia Sunday Street Jamming 5, mengungkapkan, ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahunnya.

Baca: BERITA FOTO: Sunday Street Jamming 5

"Jadi ini tidak lain adalah wadah bagi para muralis se-Lampung untuk bersilaturahmi dan bertukar pikiran serta ide," ungkap pria yang juga anggota Lampung Street Art ini.

Masih kata dia, para muralis ini datang dari penjuru Lampung.

"Ya dengan berkumpulnya para street art dari penjuru Lampung, diharapkan bisa ngebuka jalan buat menambah teman dan koneksi," sebutnya.

Para muralis melukis di dinding underpass Jalan Soekarno-Hatta, Kampung Baru, Bandar Lampung, Minggu, 19 Agustus 2018.
Para muralis melukis di dinding underpass Jalan Soekarno-Hatta, Kampung Baru, Bandar Lampung, Minggu, 19 Agustus 2018. (Tribun Lampung/Hanif Mustafa)

Sunday Street Jamming diharapkan bisa membuka pandangan baru bahwa seni untuk mengeksplor, bukan merusak.

Baca: BERITA FOTO: Direktur Kesenian Kemendikbud RI Restu Gunawan Tinjau Hasil Seni Mural

"Apalagi saat ini sejak ada gelaran Asian Games, mural banyak digunakan untuk memperindah jalan. Ini bukan hal negatif, tapi ada positifnya," bebernya.

Dede mengakui, awalnya aksi mural di tembok flyover sempat dilarang oleh warga.

"Tapi setelah digambar, ada ibu malah ngomong kenapa gak sampai unjung digambar. Bahkan, ada yang request Hello Kitty. Tak hanya itu. Tiap sore makin banyak yang datang untuk ber-selfie," tuturnya.

Dede menambahkan, kegiatan ini sudah dilakukan selama dua hari. "Ya dari kemarin kami melakukan kegiatan ini. Kalau kemarin workshop," tutupnya.

---> Jangan lupa subscribe Channel YouTube Tribun Lampung News Video

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved