Asian Games 2018, Lifter Asal Lampung Turun di Kelas 62 Kg, Eko Yuli: Mohon Doanya

PABBSI menargetkan dua medali emas, yakni dari lifter Yuni di kelas 48 kg putri dan Eko Yuli di kelas 62 kg putra.

Editor: Safruddin
TRIBUNNEWS
Eko Yuli Irawan 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Lifter andalan Indonesia, Sri Wahyuni, gagal meraih medali emas dari kelas 48 kg putri. Yuni, sapaan akrab Sri Wahyuni, pun meminta maaf karena cuma memberikan perak.

Yuni merupakan atlet angkat besi yang diharapkan meraih medali emas.

Namun, ia gagal dalam angkatan clean and jerk 112 kg pada percobaan kedua dan ketiga.

Yuni tak mampu menahan kekecewaannya saat gagal dalam angkatan clean and jerk 112 kg pada percobaan kedua dan ketiga.

"Terimakasih semuanya yang sudah mendukung dan mendoakan tapi maaf cuma sampai medali perak," kata Yuni dengan mata yang masih sembab.

"Sebenarnya tidak ada beban (target emas) tapi memang tidak kena saja (angkatannya). Aman-aman saja. Mungkin memang belum waktunya saja," imbuh Yuni.

Baca: Indonesia Juara Grup, Ini Klasemen Akhir Sepakbola Putra Asian Games 2018

Manajer tim angkat besi Indonesia, Dirdja Wihardja, menyebut Yuni sudah memberikan yang terbaik.

Menurut Dirdja, Yuni sebenarnya ingin melebihi dari capaian perak. Namun, hasil ini pun sudah sangat membanggakan.

"Maunya sih lebih dari ini. Yang penting tadi Yuni sudah tampil all out untuk meraih yang terbaik juga," kata Dirdja.

Ketua Umum PB PABBSI, Rosan Perkasa Roeslani, mengatakan, Indonesia masih bisa memperoleh medali emas dari cabang angkat besi.

Peluang itu terbuka karena lifter asal Lampung, Eko Yuli Irawan, belum turun untuk bertanding.

Menurut dia, PABBSI memang menargetkan dua medali emas, yakni dari lifter Yuni di kelas 48 kg putri dan Eko Yuli di kelas 62 kg putra.

Rosan mengakui, hasil yang diperoleh Yuni sudah maksimal. Kendati demikian, ia optimistis Eko bisa tampil maksimal untuk mendulang emas bagi Indonesia.

"Mohon doanya aja besok (hari ini) di kelas 62 kg, Eko Yuli yang ditargetkan dapat emas," ujarnya.

Sementara, bertanding di depan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi), membuat pewushu andalan Indonesia, Lindswell, sedikit tampil gugup di nomor Taijiquan dan Taijiquan All Round Putri di GOR JiExpo Kemayoran, Senin (20/8).

Namun pewushu asal Kota Medan ini mampu menguasai keadaan, dan meraih media emas kedua untuk kontingen Indonesia.

Lindswell tampil prima. Melakukan gerakan lemah lembut dan menawan, Lindswell mampu membukukan poin skor 9,75.

"Saya sempat tampil gugup pada awalnya. Bukan karena kehadiran Pak Presiden Jokowi. Padahal, tadi malam saya sudah bertekad tidak tampil gugup. Beruntung saya bisa bertanding dengan baik," ujar Lindswell dengan mata berkaca-kaca.

Bagi Lindswell medali emas ini merupakan medali kedua di pentas Asian Games. Pada Asian Games 2014 Incheon, wanita lajang ini meraih medali perak.

Baca: Asian Games 2018, Tim Basket Indonesia Kalahkan Thailand

"Terima kasih kepada semua pihak atas doanya. Terutama keluarga saya. Medali emas ini saya persembahkan unutuk semua pihak, terutama kepada bangsa dan negara ini.

Saya bersyukur bisa mempersembahkan medali emas. Mungkin ini Asian Games terakhir buat saya," ucap Lindswell.

Rasa haru dan gembira juga terucap dari bibir pelatih kepala cabang wushu, Novita. Ia bangga anak didiknya mampu mempersembahkan medalk emas bagi dan negara.

"Dari awal memang Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI) yakin Lindswell bakal meraih medali emas. Apalagi, atlet China tidak bertanding. Bangga itu pasti. Terima kepada semua pihak atas dukungannya," tutur Novita.

Selain Presiden Jokowi, penampilan Lindswell Kwok disaksikan Komjen Pol (Pur) Syafruddin,
Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) yang juga Chef de Mission Indonesia (CdM), Menpora Imam Nahrawi, dan Ketua Umum PBWI Airlangga Hartarto.

Lindswell memenangi nomor Taijiquan-Taijijian menyisihkan Uen Ying Juanitamok dari Hong Kong yang meraih nilai 9,71 dan Agatha Chrystenzenwong (Filipina) nilai 9,68.

Presiden Jokowi menyambut gembira atas capaian Lindswell seraya menyatakan akan selalu menyempatkan diri untuk datang memberi semangat kepada atlet-atlet Indonesia yang tengah bertanding.

"Pokoknya kalau ada waktu saya pasti akan datang. Bagi-bagi waktu saja, akan kita atur waktunya. Tidak harus yang mendapat emas, ya di pertandingan apapun.

Kita akan atur waktu seketat mungkin agar bisa datang di setiap pertandingan. Semangat, semangat, semangat,"ujar Jokowi.

Baca: Bakal Lawan Uni Emirat Arab di Asian Games 2018, Indonesia Diprediksi Menang Mudah

Syafruddin kembali menegaskan, setiap atlet yang meraih medali apakah emas, perak, maupun perunggu akan diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS), anggota Polri, atau TNI.

"Kan (Lindswell) sudah PNS. Untuk atlet lain, bukan hanya yang meraih emas saja, tapi juga perak dan perunggu. Bisa menjadi PNS atau anggota Polri. Asalkan sehat bisa, kebetulan saya kan bekas Wakapolri," ujar Syafruddin disambut tepuk tangan Ketum PBWI Airlangga Hartarto.

Sebelum Lindswell, taekwondoin putri Indonesian Defia Rosmaniar, pada Minggu (19/8) juga berhasil meraih medali emas di cabang taekwondo di nomor poomsae individual putri.
Peringkat 3

Hingga Senin pukul 19.00 WIB, Indonesia berhasil menyodok papan atas klasemen Asian Games 2018. Atlet Indonesia mengoleksi 8 medali, dengan rincian 4 emas, 2 perak, dan 2 perunggu.

Hingga saat ini perolehan medali emas terbanyak Asian Games masih dikuasai Cina, disusul Jepang dan Indonesia.

Medali emas pertama bagi Indonesia dipersembahkan oleh Defia Rosmaniar dari cabang olahraga bela diri Taekwondo. Emas kedua disumbangkan Lindswell Kwok dari cabang wushu.

Dua medali emas lainnya dihasilkan oleh Tiara Andini Prastika di nomor downhill putri, dan Khoiful Mukhib di nomor downhill putra. (tribunnetwork/fir)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved